BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Selama pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud-RI), telah menetapkan sistem belajar-mengajar secara vitrual atau daring, dimana hal tersebut bertujuan meminimalisir penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan.
Kendati demikian, sistem pembelajaran secara virtual tidak sepenuhnya dapat diterapkan di sejumlah wilayah Indonesia, tanpa terkecuali di pelosok Kalimantan Tengah (Kalteng), karena keterbatasan sejumlah fasilitas. Sehingga sistem pembelajaran secara daring kerap dikeluhkan masyarakat, khususnya dari para orang tua peserta didik.
Seperti aspirasi yang disampaikan sejumlah masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) IV, meliputi Kabupaten Barito Timur (Bartim), Barito Selatan (Barsel), Barito Utara (Barut) dan Murung Raya (Mura), kepada Anggota DPRD Kalteng Sirajul Rahman, saat melaksanakan reses, belum lama ini.
“Saat melaksanakan reses ke daerah, banyak keluhan dari masyarakat khususnya dari orang tua siswa terkait penerapan sistem pembelajaran secara virtual. Diantaranya seperti keterbatasan fasilitas penunjang seperti handphone dan jaringan,” ucap Sirajul, saat dibincangi wartawan di gedung dewan, Rabu (29/9/2021).
Anggota Komisi I DPRD Kalteng yang membidangi Hukum, Anggaran dan Pemerintahan ini juga mengatakan, dampak lain dari pembelajaran secara luring yaitu banyak sekolah di pelosok yang terpaksa meliburkan para siswa, apalagi dengan meningkatnya angka penyebaran Covid-19.
Sehingga banyak peserta didik yang mulai melupakan pelajaran selama di sekolah dan hal tersebut menjadi salah satu keluhan para orang tua siswa.
“Untuk siswa Sekolah Dasar (SD) yang awalnya sudah mulai bisa membaca akhirnya kembali tidak bisa membaca karena melupakan pelajaran selama di sekolah, hal itu juga menjadi keluhan para orang tua, sehingga masyarakat berharap agar sistem pembelajaran tatap muka kembali diberlakukan khususnya di pelosok,” ujarnya.
Selain itu, sambung Sirajul, penyebaran Covid-19 di wilayah pelosok tidak separah di wilayah perkotaan. Oleh karena itu, ia mendorong agar pemerintah bisa menerapkan pembelajaran tatap muka khususnya di wilayah pelosok Kalteng yang masuk dalam zona hijau.
“Di wilayah pelosok, penyebaran Covid-19 tidak separah di perkotaan. Bahkan banyak yang masuk dalam zona hijau, oleh karena itu saya berharap agar pemerintah melalui dinas pendidikan bisa menerapkan kembali sistem pembelajaran tatap muka di wilayah pelosok yang masuk dalam zona hijau,” pungkas Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kalteng ini. (ega)