BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Banjir yang melanda Kota Palangka Raya akibat kenaikan debit air Sungai Kahayan ternyata turut berdampak pada kualitas air yang diolah Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Kota Palangka Raya. Pekatnya warna air gambut akibat pertemuan dua sungai, Kahayan-Rungan, membuat pengolahan air tidak bisa maksimal.
Direktur Perumdam Palangka Raya, Budi Harjono, mengatakan penurunan kualitas air yang didistribusikan ke pelanggan disebabkan kualitas air baku yang menurun akibat warna air gambut cukup pekat dan tinggi. Kondisi ini terjadi selama 3-4 hari belakangan hingga menyebabkan sejumlah keluhan dari pelanggan.
“Penurunan kualitas air yang didistribusikan berdampak keluhan pelanggan. Namun saat ini sudah berangsur normal kembali,” katanya, Kamis (25/11/2021) siang.
Ia menjelaskan, sejumlah komposisi telah dilakukan guna bisa memperbaiki kembali kualitas air untuk pelanggan. Salah satunya dengan menambahkan tanah liat dalam pengolahan air bersih. Tanah liat berfungsi sebagai media perekat bagi pekatnya warna air gambut.
“Sebelumnya sudah kita gunakan tanah liat, namun komposisinya kurang pas. Dengan kerja keras kita berhasil dapatkan komposisi yang pas dan kini berangsur normal. Malam ini kita pastikan kualitas air sudah normal kembali,” jelasnya.
Budi menambahkan, guna menjaga kualitas air kepada pelanggan, kedepan pihaknya akan melakukan pencucian pipa di beberapa titik yang ada di Palangka Raya. Pencucian atau flushing nantinya akan dilaksanakan pada malam hari.
“Akibat penurunan kualitas air kemarin berdampak pada 14 ribu pelanggan, terutama 3000-4000 ribu pelanggan yang rumahnya cukup dekat dari Perumdam,” tuturnya. (yud)