BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Balai Bahasa Provinsi Kalteng melaksakna kegiatan festival tunas bahasa ibu tingkat Provinsi Kalteng, yang digelar di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (3/11/2022).
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalteng, Valentina Lovina Tanate mengatakan, kegiatan ini merupakan seluruh rangkaian dari program revitalisasi bahasa di Kalimantan Tengah yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, ada beberapa rangkaian yang pihaknya laksanakan pada program revitalisasi bahasa tersebut, yaitu seperti rapat koordinasi dengan pemerintah daerah, kegiatan berkaitan dengan TOT guru master, melakukan monitoring dan evaluasi terkait dengan pembelajaran dikelas, dan melaksanakan festival tunas bahasa ibu di tingkat Kabupaten/Kota.
“Festival tunas bahasa ibu tingkat Provinsi ini merupakan suatu rangkaian untuk melestarikan bahasa daerah, dan ini membuktikan bahwa anak-anak sudah mengikuti proses pelajaran terkait dengan bahasa daerah dikelas, sehingga ditampilkan, dan ini membuktikan bahwa mereka generasi muda yang siap melestarikan bahasa,” tegasnya.
Sehingga, Imbuh Valentina, pihaknya sangat mengharapkan dengan kegiatan festival ini dapat menumbuhkan rasa kepada generasi muda melalui anak-anak agar dapat melestarikan bahasa daerah, dengan menggunakan nya di dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo menambahkan, bahwa tujuan dari festival tunas bahasa ibu ini adalah bagaimana generasi muda memiliki sikap positif terhadap bahasa daerahnya, dengan salah satunya, yaitu agar dapat terus digunakan dalam kehidupannya sehari-hari.
“Tujuan kegiatan ini bagaimana generasi muda kita ini memiliki sikap positif terhadap bahasa daerahnya, itu yang paling utama. Apabila generasi muda tidak memiliki sikap positif terhadap sesuatu khususnya bahasa daerah tentu mereka tidak akan menggunakannya. Nah oleh karena itu kita ingin meningkatkan rasa positif tersebut, sehingga bahasa daerah dapat dilestarikan, makanya peserta (festival) generasi muda,” jelasnya.
Selain itu, Imam membeberkan, terkait bagaimana tantangan generasi muda kedepannya, apalagi ditengah era globalisasi yang sangat berkembang pesat saat ini. Tentu katanya, generasi muda harus memanfaatkan media-media sosial yang berkembang pada saat ini.
“Generasi muda harus memanfaatkan media sosial sekarang ini dengan sebaik-baiknya, harus kita optimalkan. Karena kita tidak bisa menapikan perkembangan teknologi sekarang ini. Kita gunakan media itu untuk melestarikan bahasa daerah,” pungkasnya. (asp)