BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran melalui Wakil Gubernur, H. Edy Pratowo menghadiri rapat koordinasi pengendalian inflasi di daerah yang digelar secara virtual, di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Senin (7/11/2022).
Rapat koordinasi tersebut dipimipin langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Dalam kesempatan tersebut, Tito menyampaikan inflasi yang terjadi saat ini adalah permasalahan global yang juga berdampak kepada Indonesia.
“Banyak negara-negara Eropa yang inflasinya terus naik, namun kabar baiknya di Indonesia inflasi kita turun secara nasional, dimana bulan September kemarin 5,95 persen (yoy) dan di bulan Oktober ini sebesar 5,71 persen (yoy), ini merupakan capaian yang luar biasa” ucapnya..
Tito juga menyebutkan, ekonomi Indonesia membaik, dimana berdasarkan informasi dari Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,4 persen menjadi 5,7 persen. Selain itu, sebutnya, Indonesia menduduki posisi ketujuh negara ekonomi terbesar di dunia.
Sementara itu, perwakilan BPS RI Windhiarso Ponco Adi mengatakan, berdasarkan data BPS inflasi terjadi sebesar 5,71 persen (yoy). Tetapi ini katanya, melemah dari pada bulan sebelum nya atau lebih kecil dari pada inflasi bulan sebelumnya.
“Yang andil inflasi pada bulan Oktober ini adalah transportasi, karena dampak adanya kenaikan harga BBM,” ucapnya.
Ia menjelaskan, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi inflasi, karena berdasarkan data BPS laju inflasi dapat di tekan melalui komoditas makanan minuman dan tembakau, yang mengalami deflasi sebesar 0,97 persen.
“Artinya kelompok makanan mampu menahan laju inflasi, dibanding bulan sebelumnya kelompok makanan ini mengalami inflasi. Sehingga saat ini harganya bisa dikendalikan,” ujar Windhiarso.
Selain itu, Wakil Gubernur Kalteng, H. Edy Pratowo mengatakan, rapat ini merupakan evaluasi setiap waktu yang dilaksanakan oleh Kemendagri dalam rangka mengkoordinasikan penanganan inflasi dan tambahan-tambahan informasi mengenai COVID-19.
“Kita bersyukur inflasi kita menurun secara nasional, dari posisi dua ke posisi empat, namun angkanya masih tetap tinggi,” ucap Edy.
Edy mengatakan, Kota Sampit dan Kota Palangka Raya yang sebelumnya menjadi penyebab inflasi tinggi di Kalteng, kini sudah mengalami deflasi. Kendati demikian kata Wagub, pihaknya terus melakukan intervensi melalui pasar penyeimbang dan juga langkah-langkah yang sudah disepakati bersama antara Gubernur dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Sehingga untuk itu, Wagub meminta agar jangan lalai terutama menghadapi natal dan tahun baru (nataru). “Kita harus mengantisipasi bulan November-Desember ini, jangan sampai harga barang-barang kembali naik. Kolaborasi dan koordinasi antara provinsi, kabupaten dan kota harus terus terjaga,” pungkasnya. (asp)