Dinas TPHP Kalteng Dorong Produksi Bawang Merah dari Pekarangan Melalui Teknologi TTS

Whatsapp Image 2025 10 31 At 12.57.07 Pm

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Pemanfaatan lahan pekarangan kini tak sekadar mempercantik lingkungan, tetapi juga menjadi wahana edukasi dan sumber ekonomi baru bagi masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng).

Melalui penerapan teknologi True Shallot Seed (TSS) atau benih bawang merah dari biji, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi setempat berupaya mendorong kemandirian benih serta memperkuat ketahanan pangan daerah.

Program ini diwujudkan melalui kegiatan budidaya percontohan di lahan UPT. Balai Pengembangan Produksi Benih Tanaman Pangan Hortikultura (UPT. BPPB-TPH), Jalan Tjilik Riwut Km 3 Palangka Raya, Rabu (29/10/2025).

Kepala Dinas TPHP Kalteng, Rendy Lesmana, menjelaskan bahwa program TTS tersebut dapat meningkatkan produktivitas bawang merah, dengan memanfaatkan lahan pekarangan.

“Penerapan teknologi sederhana dan ramah lingkungan, tentunya menjadi acuan dalam setiap tahap budidaya. Salah satunya teknologi TSS bawang merah. Penerapan TSS ini dapat meningkatkan produktivitas bawang merah lebih tinggi dibandingkan benih umbi, sekaligus efisensi kebutuhan benih dengan harga benih lebih terjangkau,” ungkap Rendy.

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya pemanfaatan lahan pekarangan secara produktif dan berkelanjutan.

“Kami ingin memastikan setiap lahan yang ada dapat memberikan manfaat optimal, tidak hanya sebagai ruang hijau, tetapi juga sumber produksi pangan bernilai ekonomi,” jelasnya.

Melalui langkah ini, Dinas TPHP ingin menghadirkan contoh nyata penerapan inovasi pertanian yang bisa dilakukan di skala rumah tangga. Teknologi TSS dinilai lebih efisien dan sehat dibandingkan bibit umbi tradisional, karena berasal dari biji yang bebas virus serta berdaya hasil tinggi.

Kepala UPT BPPB-TPH, Isnawati, menjelaskan bahwa lahan pekarangan yang ditanami bawang merah berfungsi sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat dan pelajar.

“Kami ingin menunjukkan bahwa dengan perawatan yang tepat, bawang merah dapat tumbuh subur bahkan di lahan terbatas seperti pekarangan kantor,” tuturnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga melibatkan pengawas benih tanaman, tenaga teknis, serta peserta magang dari mahasiswa Fakultas Pertanian UPR, siswa SMK Katingan Kuala, dan SMK Budi Mulya.

Para peserta mendapat kesempatan belajar langsung mengenai teknik budidaya hortikultura modern.

Sementara itu, Kepala Seksi Perbanyakan Benih/Bibit Hortikultura Dinas TPHP Kalteng, Goalter Zoko, mengungkapkan bahwa pengenalan benih bawang merah asal biji telah didorong oleh Kementerian Pertanian, meski proses adaptasi di kalangan petani membutuhkan waktu.

“Melalui lahan percontohan yang dikembangkan di lahan pekarangan, kelompok masyarakat termasuk mahasiswa dan siswa dapat melihat secara langsung penerapan teknologi semai benih biji bawang merah dapat tumbuh dengan baik di daerah kota Palangka Raya,” ujarnya.

Goalter menambahkan, benih TSS memiliki sejumlah keunggulan seperti biaya transportasi yang lebih murah, daya simpan hingga dua tahun, serta ketahanan lebih baik terhadap penyakit.

“Pemakaian benih biji tidak membawa virus dan jamur sehingga pemakaian pupuk menjadi lebih efisien,” jelasnya.

Untuk tahap awal, pengembangan benih dilakukan menggunakan varietas Sanren F1 dari Panah Merah, dengan proses persemaian selama enam minggu sebelum pindah tanam.

Melalui inovasi ini, Pemprov Kalteng berharap masyarakat dapat meniru praktik budidaya bawang merah di lahan pekarangan sebagai langkah nyata menuju kemandirian pangan dan peningkatan kesejahteraan keluarga. (asp)