Polres Katingan Gelar Simulasi Pengamanan Unjukrasa di KPU

b045edec f885 4e34 8475 b52508ce19b1

BALANGANEWS, KASONGAN – Jajaran gelar simulasi pengamanan terhadap pendemo (pengunjukrasa) di sekitar kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) , Rabu pagi (26/7/2023), yang dipimpin Wakapolres Katingan Kompol Triyo bersama Kabag Ops Polres setempat AKP Ratno, Rabu pagi (26/7/2023), di depan kantor KPU setempat.

Simulasi pengamanan seperti itu diberi nama Sistem Pengamanan Kota (Sispamkot). Hal ini digelar dalam rangka kesiapan menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang.

Tujuannya agar semua personil di memahami dan mengerti tanggung jawabnya, bila terjadi unjukrasa yang dilakukan oleh masyarakat. “Sehingga, dalam menghadapi massa yang berunjukrasa nanti bisa berjalan lancar dan kondusif,” kata Kapolres Katingan AKBP I Gede Putu Widyana, melalui Kabag Ops AKP Ratno.

ADE S

Dalam simulasi tersebut menurut AKP Ratno, berawal, dari informasi  masyarakat yang akan menggelar demo atau unjukrasa ke KPU Kabupaten Katingan, dengan alasan ada seorang calon legislatif (Caleg) yang gagal memperoleh kursi di Kabupaten Katingan.

Di dalam orasi tersebut, pengunjukrasa menurutnya, mengusulkan agar pemilu legislatif (Pileg) diulang. Karena, dianggap ada dugaan kecurangan. “Berdasarkan hal tersebut, Kapolres Katingan langsung memerintahkan kepada personilnya untuk melaksanakan pengamanan di KPU setempat,” terangnya.

Sedangkan para pengunjukrasa yang datang ke KPU, lanjutnya, dikawal oleh Satuan Lalulintas () Polres Katingan. Sementara di depan kantor KPU puluhan personil Polres setempat sudah bersiaga untuk melakukan pengamanan, yaitu dengan formasi Darmas awal. Di Darmas awal ini ada pula tim negosiator yang akan berkomunikasi dengan koordinator lapangan (Korlap) pengunjukrasa.

Kendati sudah bernegosiasi, namun pengunjukrasa dengan tim negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan, sehingga pengunjukrasa yang berjumlah hampir 100 orang tersebut berubah menjadi anarkis. Bahkan melempar apa saja yang ada di tangan mereka ke personil Polres yang turut mengamankan insiden tersebut. “Oleh karena pengunjukrasa tersebut berubah menjadi anarkis itulah, sehingga Kapolres memerintahkan lagi kepada personil pengamanan lapis ganti. “Dari Darmas awal diganti dengan Darmas lanjut,” ujarnya.

Di sana, kata AKP Ratno, terjadi beberapa tindakan , termasuk dengan menggunakan semprotan Air Water Canon (AWC) untuk membubarkan pengunjukrasa dan mematikan ban yang sengaja dibakar oleh pengunjukrasa. “Dengan cara seperti itu, akhirnya pengunjukrasa dapat dibubarkan, dan kembali ke rumahnya masing-masing,” tuturnya.

Selanjutnya, mana kala ada hal-hal yang dianggap kurang di dalam penyelenggaraan pemilu oleh KPU, dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan, dirinya meminta kepada masyarakat agar tidak berunjukrasa, tapi tempuhlah dengan jalur hukum. “Karena, kalau kita mengerahkan massa untuk unjukrasa, khawatirnya akan mengganggu masyarakat lainnya,” harapnya. (abu)