BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Noor Fazariah Kamayanti, menyuarakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan pasar murah yang menyasar desa-desa di wilayah Kalteng.
Menurutnya, program tersebut sangat membantu meringankan beban masyarakat, terutama di tengah tingginya harga bahan pokok belakangan ini.
“Kalau pasar murah ke desa, secara pribadi saya sangat mendukung, karena setidak-tidaknya bisa meringankan beban masyarakat. Kita semua tahu, harga sembako sedang mengalami kenaikan,” ujarnya, Kamis (16/4/2025).
Namun, legislator Fraksi Golkar ini menekankan agar pelaksanaan pasar murah benar-benar membawa dampak nyata bagi masyarakat. Ia mengingatkan pentingnya selisih harga yang signifikan antara barang yang dijual di pasar murah dan harga pasar umum.
“Kita berharap harga benar-benar murah. Jangan cuma beda Rp1.000 atau Rp2.000, minimal selisihnya Rp5.000 sampai Rp10.000 agar terasa manfaatnya,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pola pelaksanaan pasar murah yang kerap hanya digelar pada hari-hari besar. Menurutnya, pasar murah seharusnya hadir lebih rutin dan tidak hanya terpaku pada momen keagamaan atau nasional, agar tidak mematikan usaha para pedagang lokal.
“Kalau bisa jangan hanya saat hari besar, karena kasihan pedagang lainnya. Mereka juga mencari rezeki, mengejar pasar, tapi justru dagangannya jadi tidak laku,” katanya.
Politisi dari Daerah Pemilihan V (Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas) ini juga menekankan pentingnya pengelolaan teknis yang baik. Ia mengusulkan sistem kupon sebagai solusi untuk mencegah penumpukan massa dan agar distribusi barang tepat sasaran.
“Jangan sampai yang mampu beli justru dapat banyak, sementara masyarakat yang benar-benar membutuhkan malah tidak kebagian. Harus ada sistem seperti kupon, agar tidak berdesak-desakan,” sarannya.
Lebih lanjut, ia menilai pola penjualan dalam bentuk paket kerap kali tidak sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Ia berharap warga diberi keleluasaan dalam memilih barang yang benar-benar mereka perlukan.
“Jangan dibuat per paket misal seperti tepung, gula, kopi dengan harga Rp20.000. Karena kebutuhan orang berbeda. Ada yang tidak perlu tepung, lebih butuh gula atau sembako lainnya,” tambahnya.
Tak hanya sembako, Noor Fazariah juga berharap pasar murah mulai memperhatikan kebutuhan lainnya, seperti susu bayi, yang sering luput dari perhatian.
“Biasanya pasar murah hanya fokus pada sembako. Ke depan, perlu juga disediakan seperti susu bayi, meskipun sedikit,” tutupnya. (asp)