Jati Asmoro Ingatkan Pariwisata Kalteng Jangan Lepas dari Akar Ekologi

Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Jati Asmoro
Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Jati Asmoro

Balanganews, Palangka Raya – Pengembangan wisata di Palangka Raya dinilai tidak bisa dipisahkan dari kualitas ekologinya. Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Jati Asmoro, menegaskan bahwa modal pariwisata daerah ini bukan sekadar jalan, dermaga, atau spot swafoto, melainkan kelestarian bentang alamnya.

“Bicara wisata Palangka Raya, yang orang cari pertama itu alamnya. Kalau alam rusak, cerita pariwisatanya juga runtuh,” ujar Jati, Rabu (8/10/2025).

Menurutnya, strategi pariwisata modern sudah bergeser. Wisatawan kini bukan hanya ingin berkunjung, tetapi juga ingin merasakan destinasi yang bersih, terkelola, dan berkomitmen pada konservasi. Arah kebijakan daerah pun harus mengejar standar tersebut.

Ia menyebut, kawasan seperti Kereng Bangkirai dan Taman Nasional Sebangau adalah identitas wisata Palangka Raya yang sulit digantikan. Namun, daya tarik itu sangat rapuh jika tidak dibarengi pengelolaan lingkungan yang kuat dan terukur.

“Potensi kita besar, tapi juga sensitif. Sekali ekosistem terganggu, efeknya panjang. Wisatawan kapok datang lagi,” tegasnya.

DPRD, kata dia, mendorong pemerintah kota memperkuat aspek teknis pelestarian, terutama pada manajemen sampah, limbah, dan akses wisata rendah emisi di destinasi berbasis air maupun hutan gambut.

“Jangan hanya bangun fasilitasnya. Pastikan sistem keberlanjutannya berjalan. Dimulai dari hal dasar: bagaimana sampah diolah, bukan hanya dikumpulkan,” ucapnya.

Ia juga menilai kendala fiskal tidak boleh menjadi alasan untuk menomorduakan ekologi, sebab tanpa lingkungan yang terjaga, wisata tidak memiliki umur panjang.

“Anggaran terbatas? Iya. Tapi menjaga alam jangan ditunda. Karena yang paling mahal di pariwisata itu justru memulihkan alam yang sudah terlanjur rusak,” tutup Jati. (yud)