Amankah Sering Mewarnai Kuku Jari dengan Henna?

UNTUK mendapatkan penampilan maksimal, kurang lengkap rasanya bila tidak turut menghias kuku tangan. Selain memakai cat kuku atau kuku palsu, henna menjadi salah satu opsi untuk mempercantik kuku. Namun, apakah pemakaian henna lebih amankah?

Apa Itu Henna?

Menggunakan henna pada kuku adalah sebuah tradisi yang diperkenalkan oleh masyarakat Arab. Henna bahkan disebut-sebut sebagai kosmetik herbal tertua di dunia yang konon telah digunakan sejak ribuan tahun lalu.

Henna atau pacar sendiri terbuat dari tanaman Lawsonia inermis yang dapat menghasilkan warna kemerahan ketika dipecah atau ditumbuk.

Pecahan daun ini kemudian dicampur air hingga membentuk pasta yang dapat digunakan untuk menghias kuku atau kulit.

Umumnya, pacar banyak digunakan sebagai tato atau cat kuku temporer. Bahan ini biasa digunakan pada hari-hari khusus, seperti perayaan hari Lebaran dan pesta pernikahan.

Namun, apakah aman menggunakan henna pada kuku atau kulit? Yuk, kita simak ulasannya!

Pakai Henna di Kuku, Apa Bahayanya?

Pada dasarnya, pacar tidak memiliki manfaat apa pun bagi tubuh, selain untuk keperluan estetika. Jadi, sama halnya dengan produk kosmetik, tidak boleh asal pakai henna.

Anda harus memahami apa dampak yang dihasilkan sebuah produk ketika diaplikasikan ke kulit.

Penggunaan henna pada kulit dapat menjadi berbahaya bila produk yang digunakan sudah tidak murni dari tanaman alami dan telah dicampur dengan kandungan pewarna kimia, seperti Paraphenylenediamine (PPD).

PPD adalah suatu senyawa kimia yang juga sering digunakan untuk mewarnai rambut. Zat ini dicampur dengan pacar agar warnanya menjadi lebih hitam dan tahan lama ketika digunakan.

Seringkali hal ini ditemukan dengan tanda BHTT (Black Henna Temporary Tattoo). Padahal, henna yang alami tidak berwarna gelap seperti hitam. Namun, berwarna kecokelatan, kemerahan, hingga berwarna hijau.

Henna yang telah bercampur dengan senyawa PPD akan lebih rentan menimbulkan alergi pada kuku atau kulit. Reaksi alergi yang seringkali muncul dapat beragam, seperti ruam, gatal-gatal, bengkak, hingga iritasi.

Reaksi tersebut biasanya muncul pada 7-10 hari setelah penggunaan pacar. Lebih parahnya lagi, setelah alergi mereda, akan timbul jaringan parut yang sulit hilang pada kulit.