JAKARTA – Debat kedua calon presiden beberapa hari lalu, hingga kini masih menyisakan banyak perdebatan pula di banyak kalangan. Selain pro kontra data-data yang disampaikan masing-masing capres, hal lain yang tak kalah mendapat sorotan adalah dugaan serangan terhadap personal.
Hal itu juga menjadi keprihatinan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin.
Menurut Din, banyak hal yang tidak seharusnya terjadi dalam acara tersebut, salah satunya serangan personal.
Debat kedua tersebut, kata Din, seharusnya bisa menunjukan peningkatan kualitas penampilan dari yang lebih bagus dari sebelumnya. Tujuannya debat bisa berjalan lebih hidup, sehingga gagasan masing-masing kandidat bisa lebih keluar.
“Saya termasuk yang mengamati debat pilpres itu ya kurang ada peningkatan dari yang pertama,” ujar Din di kantor MUI Menteng, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut tokoh Muhammadiyah itu juga mengaku menyesalkan, karena masih ada serangan personal. Itu tidak dibenarkan dalam sebuah perdebatan.
“Cuma yang masih saya sayangkan masih ada yang bersifat personal. Mohon maaf siapapun itu. Semoga tak terjadi lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Din meminta agar di debat ketiga tidak ada lagi kandidat yang bermain isu personal. Lebih baik memaparkan ide dan gagasan untuk bangsa ke depan.
“Kalau personal terus menerus apalagi debat ketiga, ya itu menurunkan derajat demokrasi kita. Karena orang menilai derajat kenegarawanan dari masing-masing capres,” pungkasnya. (***)