Sri Widanarni: Inflasi di Kalteng Masih Relatif Aman dan Stabil

6d5efcf3 3268 4d6b b55f 7b06776cb858
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Sri Widanarni

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Sri Widanarni mengatakan, saat ini inflasi di Kalteng masih relatif aman dan stabil, meskipun di Kabupaten Kotawaringin Timur ada inflasi 0,26 persen

“Saat ini inflasi di Kalimantan Tengah masih relatif aman dan stabil, walaupun di Kabupaten Kotawaringin Timur masih terjadi inflasi sebesar 0,26 persen,” kata Sri usai menghadiri rapat hadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian secara virtual dari Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, Senin (7/8/2023).

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk upaya penanganan inflasi di Kotim tersebut.

“Nanti ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan seperti pasar murah, dan lain-lain. Tetapi nanti kita akan lihat dulu di komoditas apa inflasi yang terjadi di sana, sehingga bisa dilakukan intervensi,” tegasnya.

Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan, inflasi saat ini berada di angka 3 persen, dan ini cukup stabil, karena angka ini bisa diterima oleh konsumen masyarakat, dengan adanya ketersediaan barang dan jasa, serta keterjangkauan harganya. Di samping itu, juga bisa diterima oleh para produsen, petani, nelayan, dan lain-lain.

“Jika bisa diturunkan lagi ke angka 2 persen akan lebih baik, karena akan menurunkan beban dan biaya hidup masyarakat secara luas,” katanya.

Tito menyebut, produk dalam negeri khususnya beras, harus diperhatikan stoknya mengingat puncak kekeringan terjadi di bulan Agustus hingga Oktober 2023.

“Sebagai dampak dari El Nino dan situasi yang global, dimana rantai supply terutama gandum, beras, bawang putih, yang relatif banyak mengandalkan impor, maka kita harus betul-betul waspada terutama di daerah-daerah. Setiap provinsi, kabupaten, dan kota harus mengecek ketersediaan beras di distributor atau gudang Bulog,” imbuhnya.

Tito mengimbau agar Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota agar mengambil langkah-langkah antisipasi agar stok beras bisa tercukupi di tiap daerah. Karena berdasarkan prediksi ramalan cuaca oleh BMKG dua minggu lalu, sebagian wilayah sudah mengalami kekeringan dan tidak ada hujan sama sekali.

“Untuk itu, kita harus cek daerah mana yang kekurangan air dan kekeringan yang bisa mempengaruhi produksi pangan di daerah tersebut. Kita harus mengupayakan langkah-langkah untuk mencukupi kebutuhan air dan juga stok beras. Kuncinya adalah pada stok dan monitoring,” tandasnya. (asp)