KONI Pusat dan IADO Gelar Sosialisasi Anti Doping untuk Atlet di Kalteng

, PALANGKA RAYA – Komite Nasional Indonesia () Pusat bersama Indonesia Anti Doping Organization () mengadakan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya doping bagi atlet, pelatih, serta pengurus olahraga di Kalimantan Tengah (.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai doping agar para atlet dan pelatih bisa lebih berhati-hati dalam penggunaan obat-obatan.

“Kami ingin memastikan bahwa atlet, pelatih, dan pengurus olahraga mengerti obat-obatan mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Jika terjadi pelanggaran doping, bukan hanya atlet yang dirugikan, tapi juga pelatih dan daerahnya. Medali bisa dicabut, dan ini merugikan semua pihak,” ujar Lilik Sudawarti, Ketua Bidang Sport Science dan IPTEK KONI Pusat, Kamis (17/10/2024).

Lilik menambahkan bahwa beberapa cabang olahraga seperti binaraga, angkat besi, menembak, berkuda, dan balap sepeda pernah terlibat kasus doping pada Pekan Olahraga Nasional () sebelumnya. Hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai obat-obatan yang aman digunakan oleh atlet dan pelatih.

“KONI Pusat ingin memastikan para atlet, terutama di Kalteng, sadar bahwa mereka adalah aset berharga yang harus dijaga dengan baik,” lanjutnya.

Kepala Biro Perencanaan IADO, Panji, juga menyampaikan bahwa pihaknya telah merilis daftar obat-obatan yang mengandung zat doping, dan daftar ini diperbarui setiap tahun pada bulan Januari.

Ia mengingatkan pelatih dan pengurus agar selalu memperhatikan hal ini untuk mencegah sanksi doping.

“Kasus doping bisa membuat atlet trauma, seperti yang dialami putri Jawa Barat, Indri, yang tidak sadar bahwa obat pelangsing yang diminumnya mengandung zat terlarang. Ini pelajaran penting bagi kita semua,” kata Panji.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Prestasi , Rasad Samuel, mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, sosialisasi anti doping sangat penting untuk memastikan atlet di Kalteng berprestasi tanpa terlibat doping.

“Membina atlet berprestasi adalah tugas yang berat, tapi menjaga mereka dari doping adalah keharusan yang tidak bisa diabaikan,” tegas Rasad. (asp)