BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Manajer Manajemen Pengetahuan dan Monitoring Evaluasi Yayasan KEHATI atau Strengthening Palm Oil Sustainability in Indonesia (SPOS Indonesia), Anton Sanjaya mengungkapkan bahwa Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan salah satu daerah dengan perkebunan sawit yang besar di Indonesia. Tetapi, sebagian kebun sawit berada dalam kawasan hutan. Kondis ini menjadi sebuah batu sandungan bagaimana pengelolaan sawit berkelanjutan di Kalteng.
“Ini harus diselesaikan. Bagaimana menyelesaikan sawit dalam kawasan hutan itu, regulasinya sudah ada. Tapi yang belum clear itu siapa yang kelola? masyarakat siapa yang mengelola, berapa lama dikelola, dimana dikelolanya,” katanya, yang dilangsir dari MMC Kalteng saat menghadiri rapat Tim Pendataan dan Pemetaan Perkebunan Kelapa Sawit Pekebun yang Terindikasi dalam Kawasan Hutan di Aquarius Boutique Hotel, Palangka Raya, Rabu (17/3/2022).
Selain itu, dirinya menambahkan dengan kegiatan pendataan dan pemetaan tersebut diharapkan selesai untuk status pengelolaan masyarakat kebun sawit dalam kawasan hutan.
“Ini bagian dari rencana aksi daerah untuk sawit berkelanjutan di Kalteng. Dan lagi data itu menjadi penting baik untuk pengembangan maupun untuk penyelesaian hal-hal yang ada di kelapa sawit. Utamanya tentu sawit rakyat. Karena masyarakat perlu dukungan dari semua pihak terutama pemerintah maupun mitra-mitra pembangunan lain agar masyarakat dapat mengelola lebih baik lagi,” tungkas Anton.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, Sri Suwanto dalam laporannya menyampaikan pendataan sawit pekebun yang berada di kawasan hutan itu tidak hanya berhenti pada data saja. Tetapi, diharapkan melalui program Strengthening Palm Oil Sustainability in Indonesia/SPOS Indonesia (Program Penguatan Pengelolaan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia) ini menjadi pemicu dan untuk memberikan masukan kepada Pemerintah Pusat khususnya daerah. (asp)