Ormas Dayak Silaturahmi Bersama Gubernur Kalteng

IMG 20220524 171954 min
Suasana Silaturahmi Ormas Dayak Kalteng bersama dengan Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Dayak yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar silaturahmi bersama Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran di Halaman Istana Isen Mulang, Palangka Raya, Selasa (24/5/2022) sore.

Silaturahmi tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran, Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran, serta Pimpinan Ormas Dayak Kalteng lainnya.

Dalam kesempatan ini, Ketua Gerakan Pemuda Dayak (GERDAYAK), Yansen A Binti mengungkapkan ucapan terimakasihnya kepada Gubernur Kalteng yang telah menerima pihaknya untuk bersilaturahmi.

“Kami banyak mendapatkan informasi tentang pembangunan, pemerintahan dan juga tentang pengelolaan sumber daya alam. Jadi kami diberikan peluang bagaimana turut serta dalam pembangunan tersebut,” ucapnya saat diwawancarai usai kegiatan.

Selain itu, ia menyampaikan, pihaknya akan bersatu karena dengan hal tersebut kita bisa mendukung Gubernur untuk mewujudkan Kalteng Makin Berkah.

Sementara itu, Panglima Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (BATAMAD), Yuandrias, menambahkan bahwa prinsipnya sudah jelas, bahwa Gubernur Kalteng mengajak pihaknya untuk melakukan sebuah komunikasi sesama dayak dalam rangka mengelola Sumber Daya Alam dan Manusia untuk Kalteng.

“Jadi ini tidak hanya untuk Dayak saja, tetapi semua orang yang hidup di Kalimantan Tengah ini boleh menikmati kebersamaan, dengan sebuah kesepakatan dan ini adalah keutuhan kita semuanya,” tambahnya.

Diakhir, Yuandrias kembali menegaskan, bahwa pihaknya mendapatkan kesepakatan bahwa Gubernur Kalteng mendukung semua gerakan yang berkaitan dengan upaya membangun masyarakat Dayak Kalimantan Tengah, membangun SDA yang baik, komunikasi sosial yang baik, kepada masyarakat Kalteng.

“Hal tersebut adalah tugas ormas Dayak di Kalteng untuk melakukan kolaborasi tersistem, terstruktur, terorganisir dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain, dan kita menggunakan sebuah budaya kearifan lokal yang berdampingan secara damai sesuai dengan Huma Betang,” tutupnya. (asp)