BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Klinik Bisnis kembali melaksanakan kegiatan Kelas Klinik Bisnis, saat ini Kelas Klinik Bisnis sudah memasuki volume yang ke-5, dengan menghadirkan seorang perencana keuangan profesional yang juga merupakan CEO dan Founder dari Finante.id sebuah platform penyelenggara kelas sertifikasi keuangan, yakni Rista Zwestika, S. Sos., CFP pada Sabtu (16/7/2022) lalu.
Koordinator Klinik Bisnis, Muhammad Asary mengatakan, Kelas Klinik Bisnis pada volume ke-5 tersebut, pihaknya mengangkat tema mengenai Digitalisasi Keuangan.
“Digitalisasi keuangan ini sengaja kami programkan dengan harapan para penggiat UMKM maupun peserta publik mampu menerapkan materi yang disampaikan sebagai upaya untuk menuju sejahtera finansial melalui kemampuan melek keuangan dan cakap digital,” jelas Asary, Senin (18/7/2022).
Ia menjelaskan, pada pemaparan awal, Pembicara Rista menyampaikan, Digitalisasi keuangan (Finance Digitalization) bagi pelaku bisnis berperan dalam transformasi industri keuangan konvensional yaitu platform inovasi berkelanjutan perekonomian nasional melalui partisipasi revolusi digitalisasi keuangan dalam menciptakan berbagai nilai, seperti mendorong partisipasi dan kolaborasi inovasi teknologi keuangan, platform industri, serta mendukung pertumbuhan industri berkelanjutan dan mendorong pembangunan ekonomi nasional lebih besar dari konvensional industri keuangan.
“Berbicara digitalisasi keuangan artinya harus paham ruang lingkupnya, ekosistem keuangan digital, dan inovasi teknologi pada fintech,” ucap Asary saat menerangkan materi dari Rista.
Fintech adalah financial technology (teknologi finansial) yang merupakan penggabungan antara teknologi dan sistem keuangan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam regulasi fintech tidak terlepas pada hal digital mencakup data informasi dan values, serta hal-hal finansial berupa pembayaran, pembiayaan, maupun pengelolaan keuangan.
“Dalam KKB kemarin juga, Rista membagikan tips mengelola keuangan bagi UMKM, diantaranya Membuat daftar dan memantau piutang usaha, persediaan, dan utang usaha, Manajemen risiko aset tetap perusahaan, Hitung harga pokok penjualan sebelum menetapkan harga jual, Mengelola gaji sendiri, Mengetahui kebutuhan modal kerja sebelum mengajukan pembiayaan, serta Menghitung kemampuan membayar kembali,” beber Asary.
“Sudah saatnya kita bertransformasi dan beradaptasi ke digital. Hal tersebut membantu efisiensi bisnis dengan teknologi, baik itu untuk payment (pembayaran), point’ of sales (kasir), manajemen keuangan, personal branding, maupun pemasaran dan penjualan,” terangnya.
Sementara itu CEO Abdul Rasyid Foundation dan Klinik Bisnis, Monica Putri Rasyid dalam kesempatan yang berbeda menyampaikan, bahwa sudah saatnya para pelaku UMKM berinovasi dan beradaptasi dengan digital.
“Semoga kelas klinik bisnis dapat memberikan manfaat yang besar kedepan. Saya berharap materi yang diperoleh dapat implementatif dan aplikatif bagi seluruh pelaku UMKM Indonesia. Sudah saatnya kegiatan ekonomi dan bisnis bertransformasi ke dalam bentuk digital, untuk itu mari lebih inovatif dan adaptif lagi dengan digital saat ini, terkhusus terhadap digitalisasi keuangan,” jelas Monica.
Diakhir kelas, narasumber KKB Vol. 5.1 Rista Zwestika berpesan untuk memulai bisnis dengan perencanaan yang matang, bahkan sangat detail. Sehingga kita dapat mempersiapkan dan mengantisipasi segala kondisi yang mungkin terjadi ke depan. Pun dalam perencanaan keuangan bisnis upayakan mempunyai manajemen keuangan bisnis yang benar.
“Kita juga tidak boleh tertinggal dari digitalisasi. Teruslah berinovasi, karena adanya inovasi mampu menghasilkan produk keuangan yang inovatif dan disruptif,” pungkasnya. (asp)