BALANGANEWS, KUALA KAPUAS – Mahasiswa KKN Kebangsaan ke-X di Provinsi Kalimantan Tengah saat ini sudah melakukan pengenalan kepada masyarakat dan akan melakukan program kerja bersama dengan masyarakat setempat, selama satu bulan kedepan.
Begitu juga Kelompok Mahasiswa KKN Kebangsaan dan KKN Bersama di Desa Saka Lagun, Kecamatan Pulau Petak, Kabupaten Kapuas.
Kelompok beranggotakan 10 orang ini, yang tergabung dari beberapa Universitas yaitu Universitas Palangkaraya, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sulawesi Barat, Universitas Siliwangi, dan IAHN-TP Palangka Raya baru saja melakukan kegiatan observasi pertamanya.
“Setelah dilihat Mayoritas masyarakat di Desa Saka Lagun adalah petani padi. Sesuai dengan salah satu program kerja yang akan kami lakukan, kami akan membantu UMKM Desa Saka Lagun dengan memanfaatkan limbah yaitu sekam padi,” terang Ketua Kelompok KKN di Desa Lagun, Ari Ardiansyah melalui whatsapp, Minggu (24/7/2022).
Ari menjelaskan, sekam atau lebih dikenal dengan dedak ini adalah bagian dari bulir padi-padian berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam.
Pemanfaatan limbah itu, sambung Ari kurang mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan limbah itu, dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kandungan dalam limbah.
“Kebanyakan masyarakat hanya berfikir bahwa limbah hanya mendatangkan dampak negatif. Sebenarnya banyak limbah industri rumah tangga yang dapat dimanfaatkan salah satunya limbah sekam padi,” ujarnya.
“Oleh sebab itu, sekam padi yang kebanyakan dibuang atau dibakar masyarakat ini akan kami manfaatkan bersama masyarakat dan petani sekitar untuk mengolah sekam menjadi produk sehingga mengurangi dampak dari limbah tersebut, seperti dibuat menjadi briket bioarang nantinya,” beber Ari.
Sambungnya, nanti pihaknya akan membantu masyarakat untuk mengembangkan hal tersebut, dimana hal ini juga nantinya, harap Ari dapat meningkatkan UMKM di masyarakat Desa Saka Lagun.
“Jika produk ini berhasil dan membutuhkan produksi yang lebih, maka masyarakat otomatis membutuhkan lebih banyak sekam padi untuk di produksi. Sehingga hadirlah padi unggul untuk solusi serta menambah produksi baik dari produksi padi maupun produksi sekam padi nya sendiri, karena padi unggul dapat di panen beberapa kali dalam satu tahun, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dari Desa Saka Lagun,” demikian Ari. (asp)