BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Sekda Provinsi Kalteng, Nuryakin mengatakan, upaya penanganan dan pengendalian emisi Gas Rumah Kaca di sektor FOLU atau sektor Kehutanan merupakan hal yang sangat penting bagi Indonesia dan juga bagi upaya pengendalian perubahan iklim global.
Hal tersebut dikatakannya pada saat membuka acara sosialisasi Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 Sub Nasional Provinsi Kalimantan Tengah, yang digelar di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Rabu (3/8/2022).
FOLU Net Sink 2030 merupakan salah satu langkah nyata yang dilakukan Indonesia untuk mencapai target iklim penurunan emisi gas rumah kaca yang sudah ditetapkan pada tahun 2030 nantinya.
“Dalam skenario penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebagaimana dinyatakan oleh NDC (Nationally Determined Contribution) Indonesia bahwa, sektor FOLU atau sektor kehutanan dan penggunaan lainnya diproyeksikan akan berkontribusi hampir 60% dari total penurunan emisi GRK dibanding sektor lainnya, seperti energi, pertanian, Industrial prosess and production use atau IPPU, dan sektor limbah,” jelas Nuryakin.
Apalagi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 15,3 juta hektare lebih luas dari daratan Pulau Jawa, dari 15,3 juta tersebut, sekitar 77,61 persen adalah kawasan hutan atau seluas 11,93 juta hektare.
“Luasnya hutan di Kalimantan Tengah ini adalah aset yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan iklim global, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar hutan,” beber Nuryakin.
Disamping itu, terdapat pula sekitar 2,5 juta hektare kawasan gambut, yang tersebar di 11 kabupaten/kota, dengan tingkat ketebalan bervariasi, mulai dari gambut dangkal 50-100 cm sampai gambut sangat dalam (> 700 cm).
Kawasan ini sangat rentan apabila terjadi perubahan tutupan lahan maupun perubahan tata air, yaitu berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau.
“Saya sangat mengapresiasi komitmen yang diiringi langkah kerja nyata Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan beserta jajaran, yang menaruh perhatian besar terhadap isu pengendalian perubahan iklim,” imbuh Nuryakin. (asp)