Humas Harus Peka Perkembangan Teknologi

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Prof. Widodo Muktiyo saat membacakan sambutan Menkominfo Johnny G. Plate dalam Konvensi Nasional Humas ke-20 di Yogyakarta, Senin (16/12/2019)

BALANGANEWS – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate berharap para praktisi bidang kehumasan peka dan mampu merespons perkembangan teknologi digital sebagai konsekuensi di era Revolusi Industri 4.0.

“Menurut hemat saya para praktisi humas harus belajar teknologi-teknologi baru yang jadi pilar Revolusi Industri 4.0,” kata Johnny dalam sambutan yang dibacakan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Prof. Widodo Muktiyo dalam Konvensi Nasional Humas ke-20 di Yogyakarta, Senin (16/12//2019).

Menurut dia, teknologi digital yang saat ini perlu dikuasai para humas, khususnya menyangkut pengelolaan big data untuk membuat pekerjaan mereka menjadi lebih efektif dan efisien.

“Yang jelas dengan digitalisasi, potensi lokal dan nasional yaitu berupa big data bisa diolah secara ilmiah menjadi daya saing di ranah global,” tambah dia.

Sebagai konsekuensi kemajuan teknologi digital, menurut dia telah menjadikan media sosial sebagai objek yang sangat diminati kebanyakan masyarakat untuk mendapatkan informasi baru.

Bahkan mengalahkan media massa dengan standar informasi yang lebih bisa dipertanggungjawabkan.

“Gairah masyarakat untuk mengonsumsi informasi sudah sangat berubah. Masyarakat Indonesia sangat gandrung dengan media sosial bahkan nyaris menjadikan rujukan informasi,” jelas dia.

Padahal, menurut dia bagaikan antitesis dari media massa, informasi di media sosial cenderung dangkal dan dirancang membuat pembacanya tersentak dan mengikuti alur pikiran penulisnya.

Dengan fenomena itu, Johnny berharap para praktisi di bidang media massa termasuk humas mampu melihatnya sebagai tantangan untuk terus berbenah dan berinovasi sebagai konsekuensi perkembangan teknologi digital saat ini

“Perkembangan media sosial dan jagad informasi menuntut kita untuk kreatif dan inovatif dalam membaca arah selera masyarakat dalam mengonsumsi informasi,” tambah dia. (ant/ari)