BALANGANEWS, KASONGAN – Sekitar 14 desa yang masuk wilayah kecamatan Pulau Malan Kabupaten Katingan sudah terendam banjir. Demikian yang dikatakan Camat Pulau Malan, Paulus H Victor kepada sejumlah media, Kamis pagi (26/8/2021).
Diantara 14 desa tersebut menurutnya desa Tewang Papare, Tewang Darayu, Buntut Bali, Kuluk Bali, Manduwing Taheta, Manduwing Lama, Tumbang Banjang, Tumbang Lawang, Dahian Tunggal, Tewang Karangan, Tumbang Tungku, Garagu, Tumbang Tanjung dan Tura.
“Dari 14 desa tersebut, jumlah tempat tinggal atau rumah yang sudah terendam, meskipun hanya 5 hingga 30 cm, berdasarkan data yang kami laporkan berjumlah sekitar 891 unit rumah,” sebut Paulus.
Sedangkan fasilitas lainnya yang juga ikut terendam banjir, seperti tempat ibadah semuanya berjumlah sekitar 20 unit, bangunan sekolah sekitar 19 unit, perkantoran sekitar 13 unit, Kesehatan 5 unit dan Pos PPKM sekitar 10 unit.
“Dari jumlah tersebut tersebar di 14 desa di kecamatan Pulau Malan,” jelasnya.
Saat ini dirinya sedang meninjau Teluk Bua yang berada di seputaran antara desa Buntut Bali yang berbatasan dengan kecamatan Tewang Sangalang Garing (TSG), yang mana pada saat ini juga dilanda banjir.
“Di daerah ini debit air sudah mencapai 1 meter, atau dengan ketinggian melebihi pinggang orang dewasa,” terangnya.
Di tempat terpisah, Camat Tasik Payawan, Yansen, saat dikonfirmasi kepada sejumlah media membenarkan bahwa, daerah yang dipimpinnya saat ini banjir sudah sampai ke daerahnya. Terutama di desa Luwuk Kanan dan Luwuk Kiri.
Sedangkan terkait dengan instruksi Wakil Bupati (Wabup) Katingan mendirikan Pos bantuan banjir menurut Yansen, sampai sekarang memang belum, dengan alasan terkendala jalan dari desa kecamatan Pulau Malan menuju Kasongan untuk membeli sejumlah materialnya kesulitan.
“Pasalnya, di tengah jalan kendaraan roda empat tidak bisa sampai ke Kasongan lantaran debit air dekat jembatan Desa Tumbang Liting kecamatan Katingan Hilir sudah meningkat,” terang Yansen.
Begitu pula ketika hendak melewati ruas jalan dari desa Luwuk Kanan atau Luwuk Kiri ke desa Hampangen menurutnya sudah tidak bisa lagi dilewati. Alasannya juga sama, akibat debit air meningkat.
“Meski demikian, kita tetap usahakan agar pos bantuan banjir tetap berdiri di daerah kami,” pungkas mantan Kabag Kesra ini. (abu)