Flu Vs COVID-19, Mana yang Lebih Berbahaya?

Virus Corona (Covid-19) Wuhan yang menjadi ancaman global masih belum menemui babak akhir. Sampai saat ini tercatat lebih dari 90.000 orang terinfeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Ribuan orang harus kehilangan nyawa akibat virus misterius ini.

Dibalik ancaman virus korona jenis terbaru ini, ada satu hal yang menarik untuk dibahas. Benarkah COVID-19 sangat berbahaya? Bukankah influenza atau flu membunuh lebih banyak orang? Kira-kira bagaimana mengukur ancaman baru ini terhadap musuh yang lebih akrab seperti influenza?

Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

COVID-19 dan Flu, Gejalanya Lebih Parah Mana?

Sebelum membicarakan lebih jauh mengenai bahaya yang ditimbulkan, kita perlu mengetahui gejala dari kedua penyakit ini. Sebenarnya gejala COVID-19 dan influenza atau flu sebelas dua belas, alias hampir serupa. Namun, mana yang lebih parah?

Ketika menyerang seseorang, virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 bisa menimbulkan beragam gejala. Virus corona terbaru ini bisa menyebabkan penyakit pernapasan dari ringan, parah, bahkan kematian. Gejala COVID-19 biasanya timbul antara 2 hingga 14 hari setelah pengidapnya terinfeksi.

Nah, berikut beberapa gejalanya menurut US National Library of Medicine National Institutes of Health – MedlinePlus dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Report of the WHO-China Joint Mission  on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

  • Demam (87,9 persen).
  • batuk kering (67,7 persen).
  • kelelahan (38,1 persen).
  • produksi dahak (33,4 persen).
  •  sesak napas (18,6 persen).
  • sakit tenggorokan ( 13,9 persen).
  • Sakit kepala (13,6 persen).
  • Mialgia atau arthralgia (14,8 persen).
  • Menggigil (11,4 persen).
  • Mual atau muntah (5,0 persen).
  • Hidung tersumbat (4,8 persen).
  • Diare (3,7 persen).

Awas, infeksinya virus corona jenis terbaru ini dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia di kedua paru-paru yang menyebabkan gejala, seperti:

  • Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.
  • Batuk dengan lendir.
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
  • Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.

Lalu, bagaimana dengan gejala flu atau influenza?

Gejala flu bisa berkembang dengan cepat. Pengidapnya bisa mulai merasa sakit sekitar 1 hingga 7 hari setelah terserang virusnya. Akan tetapi, sebagian besar gejalanya muncul dalam 2 sampai 3 hari. Ingat, flu bisa menyebar dengan mudah. Lalu, bagaimana dengan gejalanya? Gejala pertamanya berupa demam 39 derajat Celsius dan 41 derajat Celsius. Menurut para pakar, demam pada orang dewasa lebih rendah daripada anak-anak.

Selain demam, berikut beberapa gejala flu menurut pakar di National Institutes of Health – MedlinePlus.

  • Pegal-pegal.
  • Panas dingin.
  • Pusing.
  • Wajah memerah.
  • Sakit kepala.
  • Kekurangan energi.
  • Mual dan muntah.

Demam dan nyeri mulai hilang pada hari ke 2 hingga 4. Namun, bisa datang gejala baru seperti:

  • Batuk kering.
  • Peningkatan gejala yang memengaruhi pernapasan.
  • Hidung beringus (bening dan berair).
  • Bersin.
  • Sakit tenggorokan.

Sebagian besar gejalanya hilang dalam 4 sampai 7 hari. Namun, yang perlu dicatat, batuk dan perasaan lelah dapat berlangsung selama berminggu-minggu. Bahkan dalam beberapa kasus, demam pun bisa datang kembali. Selain itu, untuk sebagian orang flu juga bisa membuat selera makan berkurang. Hal yang perlu digarisbawahi, flu dapat memperburuk asma, masalah pernapasan, dan penyakit kronis lainnya. (halodoc)