Balanganews.com – Susu adalah minuman bergizi yang dikemas dengan nutrisi penting seperti kalsium, fosfor, vitamin B, kalium, dan vitamin D. Susu merupakan sumber protein yang sangat baik dan dapat mencegah osteoporosis dan patah tulang.
Berbicara soal jenis susu, tentunya kamu pernah mendengar istilah susu UHT. Apakah itu susu UHT? Perbedaan antara susu segar dan susu UHT terletak pada cara pengolahannya. Susu segar (pasteurisasi) dipanaskan hingga 74° C selama 15 detik sedangkan susu UHT dipanaskan hingga 140° C selama dua detik dan kemudian dikemas secara aseptik. Simak selengkapnya fakta mengenai susu UHT di sini!
Kandungan Nutrisi Susu UHT
Apa yang terjadi dengan nutrisi dalam susu UHT? Kalsium, serta mineral lain seperti magnesium dan kalium dalam susu, tidak berubah saat proses pengolahannya. Susu UHT tetap sumber kalsium dan magnesium yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta kesehatan jantung.
Meski begitu, vitaminnya sedikit lebih rapuh daripada mineral, terutama vitamin yang larut dalam air seperti vitamin C dan vitamin B (riboflavin, niasin, dan piridoksin). Kandungan vitamin ini bisa terpengaruh karena perlakuan panas dari proses pengolahan. Suhu tinggi dari proses UHT juga mengubah bentuk protein susu, yang disebut dengan denaturasi, sehingga jumlahnya sedikit berkurang.
Aman untuk Lingkungan
Pengolahan susu UHT dilakukan melalui teknik pemanasan untuk menghancurkan mikroba dan menonaktifkan enzim yang merusak susu. Rasa khas susu UHT berasal dari karamelisasi gula selama pemanasan.
Karena susu UHT tidak memerlukan pendinginan selama pengiriman atau di rak supermarket, susu UHT dinilai memiliki kontribusi positif untuk lingkungan. Seperti dilansir dari New Scientist pada 2008, pemerintah Inggris mengusulkan target 90 persen produksi susu UHT pada 2020 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi gagasan tersebut dibatalkan karena kekhawatiran konsumen tidak akan menerima rasanya.
Secara nutrisi, memang susu UHT kandungannya lebih sedikit ketimbang susu pasteurisasi segar. Kalau dihitung-hitung, susu UHT mengandung sekitar sepertiga lebih sedikit yodium, dan kualitas proteinnya seperti sudah disinggung sebelumnya menurun selama penyimpanan.
Tidak Disarankan Dikonsumsi Bumil dan Bayi
Karena susu UHT lebih rendah yodium daripada susu konvensional lain, maka bumil dan bayi yang notabene membutuhkan yodium disarankan untuk tidak mengonsumsi susu jenis ini. Kekurangan yodium pada kehamilan terkait dengan kemampuan kognitif yang lebih buruk pada anak-anak.
Wanita hamil atau menyusui dapat membahayakan kesehatan bayinya dengan beralih ke susu UHT. Yodium sangat penting untuk perkembangan otak bayi, terutama pada tahap awal kehamilan. Studi telah menemukan bahwa kekurangan yodium pada ibu selama tahap ini dapat menyebabkan anak-anak terlahir dengan IQ rendah. (halodoc)