BALANGANEWS, SAMPIT-Puskesmas Baamang I Kecamatan Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur memberikan penyuluhan tentang cara pengurusan jenazah penderita HIV/AIDS dengan cara yang benar dan aman sesuai aturan kesehatan.
“Pengetahuan ini penting, khususnya bagi petugas yang memandikan mayat atau jenazah penderita HIV/AIDS agar tidak sampai tertular. Kalau ditangani dengan benar, potensi penularan itu sangat kecil,” kata Kepala Puskesmas Baamang I Supriadi di Sampit, Kamis (26/12/2019).
Puskesmas Baamang I sangat memperhatikan kasus HIV/AIDS karena penderitanya cukup banyak dan dikhawatirkan terus berjangkit. Penting bagi masyarakat mengetahui cara yang benar dalam pengurusan jenazah penderita HIV/AIDS.
Supriadi mengatakan, orang dengan HIV/AIDS atau ODHA sering mendapatkan perlakuan diskriminasi di masyarakat, bahkan ketika sudah meninggal. Hal itu lantaran masyarakat takut tertular penyakit mematikan itu dari ODHA.
Tidak jarang ada warga yang enggan membantu pengurusan jenazah penderita HIV/AIDS dengan alasan takut tertular, padahal dia juga berhak mendapat perlakuan yang baik dalam penyelenggaraan jenazahnya.
Untuk itulah Puskesmas Baamang I bersama Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kotawaringin Timur melakukan penyuluhan mengenai standar melakukan penyelenggaraan janazah penderita HIV/AIDS untuk mencegah penularan.
Supriadi yang juga konselor nasional HIV/AIDS menegaskan, hal penting bagi petugas yang memandikan jenazah penderita HIV/AIDS wajib menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, kacamata, celemek plastik, penutup kepala, sepatu bot dan lainnya.
Sebelum dimandikan, jenazah ODHA dilumuri cairan klorin untuk membantu membunuh bakteri yang menempel pada tubuh jenazah. Zat kimia ini biasanya terdapat pada cairan pemutih pakaian.
Setelah dimandikan, warga juga harus tahu cara memakaikan kafan pada jenazah ODHA. Sebelum dipakaikan kafan, jenazah tersebut dibungkus menggunakan plastik agar bakteri tidak menyebar ke mana-mana, selanjutnya baru dipakaikan kafan.
Penyuluhan cara penyelenggaraan jenazah ODHA ini dilakukan sebagai upaya menghentikan penyebaran HIV/AIDS di Kotawaringin Timur. Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang banyak hal terkait pencegahan penularan penyakit mematikan tersebut.
“Melalui penyuluhan ini kami berharap semakin banyak masyarakat yang mengetahui dan memahami cara pencegahan terhadap HIV/AIDS. Jangan dijauhi, yang penting kita tahu cara mencegah agar tidak menular,” kata Supriadi. (ant/ari)