PALANGKA RAYA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalimantan Tengah mencatat bangunan pasar rakyat atau tradisional baru selama tiga tahun terakhir, mengalami penambahan sebanyak 82 yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Kalteng.
Penambahan bangunan pasar rakyat itu usulan dari pemerintah kabupaten/kota dan direkomendasikan provinsi kepada pusat, kata Kepala Disperindag Kalteng Aster Bonawati melalui melalui Kabid Perdagangan Jenta saat press rilis di Palangka Raya, Selasa (29/10/2019).
“Jadi, biaya pembangunan pasar rakyat sebanyak 82 unit itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemprov berperan merekomendasikan usulan kabupaten/kota,” beber dia.
Adapun sebaran pasar rakyat baru yang telah dibangun dan digunakan di Kalteng yakni, dua di Kota Palangka Raya, delapan di Kabupaten Barito Utara (Barut), delapan di Kapuas, empat di Kotawaringin Barat (Kobar), tujuh di Kotawaringin Timur.
Kemudian enam pasar rakyat di Kabupaten Katingan, dua di Seruyan, lima di Sukamara, enam di Lamandau, tujuh di Gunung Mas, lima di Pulang Pisau lima, 12 di Murung Raya, dua di Barito Timur, dan delapan di Barito Selatan.
“Sebanyak 82 pasar rakyat itu dari tahun 2016 sampai 2018 ya. Belum termasuk di tahun 2019 yang masih dalam proses,” kata Jenta.
Kepala Disperindag mengatakan, selain adanya penambahan pasar rakyat baru, ekspor Kalteng dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatakan. Di mana pada tahun 2016 ekspor Kalteng hanya berkisar 966,40 juta dolar amerika.
Pada tahun 2017 mengalami kenaikan 1.794,51 juta dolar Amerika, tahun 2018 naik lagi menjadi 1.903,11 juta dolar Amerika, dan Januari-Agustus 2019 sudah berada di 1.599,97 juta dolar Amerika.
“Surplus neraca perdagang Kalteng pun terus menerus naik. Tahun 2019 angkanya berada di 900,69 juta dolar Amerika, naik jadi 1.677,29 tahun 2018. Dan, Januari hingga Agustus 2019 di angka 1.557,97 juta dolar Amerika,” demikian Aster. (ant/ari)
Leave a Reply