Audiensi Bersama Dinas TPHP, GMNI Kalteng Tegaskan Kawal PSN Cetak Sawah

5974dabd 60e4 49a2 9c45 C3ca303ce5e7
Suasana akrab saat Pengurus DPD GMNI Kalteng melakukan audiensi bersama dengan Kepala Dinas TPHP Kalteng Rendy Lesmana beserta jajaran

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – DPD Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kalimantan Tengah (Kalteng) melakukan audiensi dengan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kalteng, Rendy Lesmana, Jumat (7/11/2025).

Pertemuan ini menjadi ruang dialog strategis terkait arah pembangunan pertanian daerah, termasuk keterbukaan data produksi pangan hingga pelaksanaan Program Strategis Nasional (PSN) Cetak Sawah Rakyat.

Dalam pertemuan tersebut, GMNI menegaskan komitmennya menjalankan fungsi kontrol sosial terhadap penyelenggaraan pemerintahan, khususnya pada sektor pangan yang menjadi hajat hidup orang banyak.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas TPHP Rendy Lesmana membuka secara transparan data capaian produksi padi Kalimantan Tengah sepanjang 2025 yang menunjukkan kondisi surplus pangan.

“Berdasarkan data kami, produksi GKP mencapai 510.181,18 ton dan produksi GKG sebesar 437.531,38 ton. Capaian ini menunjukkan bahwa Kalimantan Tengah berada dalam posisi mampu memenuhi kebutuhan pangan utamanya,” ujar Rendy.

Data tersebut, lanjutnya, merupakan akumulasi dari kontribusi berbagai kabupaten/kota sentra produksi.

Produktivitas padi juga tercatat meningkat dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan proyeksi Statistik Kependudukan Kalteng 2025, penduduk diperkirakan mencapai 2,84 juta jiwa.

Mengacu konsumsi beras nasional sebesar 94,04 kg per kapita per tahun, maka kebutuhan beras Kalteng sekitar 266 ribu ton per tahun jauh di bawah produksi GKG daerah.

Surplus besar ini dinilai menjadi peluang bagi Kalimantan Tengah untuk berperan sebagai lumbung pangan penyangga regional. Pemerintah juga dinilai perlu mengarah pada kebijakan hilirisasi serta stabilisasi harga guna melindungi petani, terutama pada masa panen raya.

Dalam dialog tersebut turut dibahas perkembangan dua fasilitas penggilingan padi modern, yakni Rice Milling Plant (RMP) di Desa Lampuyang, Kotawaringin Timur, dan Rice to Rice (RtR) Plant di Desa Pantik, Pulang Pisau.

Kedua fasilitas tersbut diharapkan menjadi pilar hilirisasi pertanian untuk meningkatkan kualitas beras dan efisiensi pascapanen.

Isu strategis lain adalah PSN Cetak Sawah Rakyat. GMNI menekankan pentingnya pelaksanaan program yang berorientasi pada kepentingan petani dan tidak mengulang kegagalan masa lalu, seperti Proyek Lahan Gambut (PLG) maupun Food Estate.

Ketua DPD GMNI Kalteng, Maulana, menegaskan posisi tegas organisasi dalam mengawal program tersebut.

“GMNI mengapresiasi keterbukaan Dinas TPHP, serta atas capaian produksi padi Kalimantan Tengah. Tetapi kami menekankan bahwa pembangunan pangan tidak boleh mengulang kesalahan masa lalu. Cetak Sawah harus menjadi program pro-rakyat, bukan sekadar proyek yang membebani alam dan merugikan masyarakat,” ujarnya.

GMNI menegaskan komitmennya untuk terus mengawasi pelaksanaan Cetak Sawah Rakyat, mendorong pembangunan pertanian berkelanjutan, memastikan kesejahteraan petani sebagai orientasi utama, serta menjaga agar kebijakan pembangunan tidak merusak lingkungan.

“GMNI Kalteng percaya bahwa ketahanan pangan hanya dapat dicapai jika pemerintah, petani, akademisi, dan masyarakat bergerak bersama dalam kerangka kebijakan yang berpihak pada rakyat dan lingkungan hidup,” tandas Maulana. (asp)