CFD Kawasan Penggerak UMKM Masyarakat di Kalteng

d3972ae7 6387 4f8a bd4e e1f5e25e35e4
Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran yang didampingi sang istri menelusuri panjang ruas jalan di kawasan Car Free Day (CFD)

, – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah ( ) terus berupaya untuk meningkatkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dapat memberikan dan mensejahterakan masyarakat di Kalteng termasuk di kawasan Car Free Day (CFD).

Gubernur Kalteng, H. saat jalan santai di kawasan CFD di Jalan Yos Sudarso Palangka Raya menuturkan, perkembangan UMKM di tempat tersebut telah meningkat dengan baik, dan awalnya merupakan kawasan berolahraga kini ramai menjadi salah satu kawasan interaksi jual beli karena adanya UMKM yang berpartisipasi, hingga hal itu juga menjadi peningkatan perekonomian masyarakat.

“Alhamdulillah, dengan melihat antusiasme masyarakat terutama para pelaku UMKM di kawasan CFD tersebut, saya merasa itu sangat luar biasa melihat hal tersebut. Apalagi itu dapat mendukung perekonomian masyarakat Kalteng walaupun tidak tiap hari, tetapi tiap hari minggu juga mendapat hasil baik,” katanya di Palangka Raya, Minggu (6/8/2023).

Sugianto Sabran mengatakan, kawasan CFD yang begitu ramai akan hiruk-pikuk pengunjung itu menandakan peningkatan dan roda penggerak masyarakat Kalteng.

Peningkatan tersebut terjadi, lanjutnya, karena para pelaku UMKM lebih inovatif dan kreatif dalam mempromosikan atau berjualan sehingga itu menjadi daya tarik bagi para pengunjung CFD tersebut.

“Nampak terlihat para pelaku UMKM atau yang semakin bervariatif dan inovatif dalam memasarkan dagangannya. Maka itu, menjadi hal yang bagus untuk meningkatkan pergerakan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Pengelolaan CFD, Chandra Ardinata menyampaikan, kawasan CFD baru dibuka setelah sejak lama ditutup akibat pandemi yang melanda Kalteng, sehingga dengan dibukanya CFD menjadi kesempatan para pelaku UMKM agar dapat menopang perekonomiannya.

Ia menuturkan saat ini UMKM yang telah terdaftar kurang lebih 750 unit, akan tetapi yang aktif dalam kawasan CFD hanya kisaran 300-400 unit.

“Itu terjadi karena mereka tidak tiap hari minggunya aktif berjualan ada kala yang berjualan dan tidak. Hal tersebutlah mengapa tidak semuanya yang terdaftar berjualan di kawasan tersebut,” jelasnya.

Chandra menyatakan, agar kawasan CFD tetap ramai dan hidup kembali maka nantinya perlu penanganan kembali sambil menanti bundaran rampung direnovasi. Dengan harapan jika nantinya rampung itu menjadi ikon daya tarik masyarakat, sehingga menjadi pusat keramaian untuk kesempatan para pelaku UMKM.

“Untuk saat ini, pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah terkait hal tersebut. Namun memang ada isu jika nantinya ada pemindahan kawasan CFD, kami berharap di bundaran besarlah pasalnya nanti dipindah ke bundaran besar merupakan ikon kota akan ramai dikunjungi sehingga membuat roda perekonomian bagi para pelaku UMKM semakin dan meningkatkan,” tandasnya. (asp)