BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Ketua Asosiasi Programer Indonesia (Aprogsi), Ahmad Hady Surya menemukan kebocoran data Komisi Pemilihan Umun (KPU) Kalimantan Tengah (Kalteng) diperjualbelikan di forum Komunitas Darkweb.
Ia mengatakan, awal dirinya menemukan dugaan kebocoran data tersebut, dari patroli rutin pada malam hari untuk mengecek keamanan data di Indonesia.
“Saya ingin membantu instansi atau pihak lainnya untuk mengamankan database agar tidak disalahgunakan oknum yang tidak bertanggung jawab, selain memulihkan nama baik Programmer kerap dipandang buruk sebagai hacker,” katanya kepada media, Jum’at (1/12/2023).
Hady menuturkan, pada forum darkweb tersebut, disebutkan database melingkupi nama, NIK, Nomor Telpon, No KK dan data lainnya dari DPT KPU Kalteng. Ia menambahkan, di forum tersebut jual beli data dibandrol dengan mata uang usdt/tehter.
“Sekarang itu mereka memperjual belikan data dengan mata uang bitcoin. Untuk mencari Rp 50-100 juta hacker nakal enak-enak aja,” jelasnya.
Selain itu, Ahmad Hady sebelumnya juga sering mengungkap jual beli data di darkweb, antara lain pernah terjadi kebocoran data Kabupaten Sukoharjo, kebocoran data mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palangka Raya dan Kebocoran data lainnya.
Hady menyebutkan, total data DPT yang saat ini berada di forum Darkweb sejumlah 1 Juta identitas DPT di Kalteng yang diperjualbelikan.
“Ini kebocoran data yang kedua kalinya. Mungkin kalau seberapa pentingnya, saya coba cek data data ini memang terdata di DPT dan di darkweb mengklaim 1 juta data kalteng yang diperjual belikannya,” bebernya.
Hady menyampaikan, deretan bahaya dari kebocoran data yang harus diketahui seperti Informasi mengenai data pribadi seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), No Kartu keluarga, nomor hp dan email berisiko tinggi.
“Penyalahgunaan NIK tidak hanya dapat digunakan untuk membobol akun media sosial, tetapi bisa juga digunakan membobol akun E-Wallet seperti, Gopay, DANA, ShopeePay, dan OVO,” ujarnya lewat instagram pribadinya @ahmadhadysurya.
Hady berharap, kepada instansi terkait segera melakukan tindakan agar tidak disalahgunakan hal yang tidak-tidak.
“Saya juga ingin tahu bagaimana cara input data ke sistem online oleh pihak KPU Kalteng. Karna sebenarnya untuk data ini tidak akan mudah didapatkan orang lain,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua KPU Kalteng Provinsi Kalteng, Sastriadi saat dikonfirmasi adanya dugaan tersebut, menyampaikan saat ini sudah ditangani oleh KPU RI.
“Waalaikumsalam. Sedang ditangani oleh KPU RI Mas,” kata Sastriadi saat dikonfirmasi melalui Whatsapp, Jum’at (1/12/2023) malam. (asp)