BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) terus mendorong upaya mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan, dengan fokus pada perlindungan anak di area perkebunan.
Salah satu langkah konkret yang diambil adalah penyusunan panduan praktis agar industri sawit di Indonesia semakin ramah anak.
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, menekankan pentingnya peran strategis industri kelapa sawit dalam mendukung perekonomian nasional, terutama selama masa pandemi Covid-19.
Sektor ini, menurut Eddy, tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Ketika banyak sektor lain terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), industri kelapa sawit justru menambah tenaga kerja. Ini menunjukkan betapa pentingnya sawit bagi ekonomi Indonesia,” ungkap Eddy dalam Seminar dan Workshop Sawit Ramah Anak yang digelar di Palangka Raya, Kamis (24/10/2024).
Eddy juga menyampaikan bahwa industri kelapa sawit saat ini mampu menyerap sekitar 16 juta tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini menjadikan sektor kelapa sawit sangat vital bagi perekonomian, sehingga harus dijaga keberlanjutannya.
“Industri kelapa sawit bukan hanya menopang perekonomian, tetapi juga menjadi solusi bagi pengangguran di Indonesia,” tambahnya.
Namun, Eddy mengakui bahwa sektor ini masih menghadapi tantangan, termasuk masalah pekerja anak dan perempuan. Ia berharap ke depan isu-isu negatif tersebut dapat diatasi sepenuhnya.
“Kami berharap tidak ada lagi isu pekerja anak di industri ini. Perkebunan kelapa sawit sudah berupaya menyediakan fasilitas yang baik dan memenuhi standar yang ditetapkan,” jelasnya.
GAPKI berkomitmen untuk terus memperbaiki citra industri sawit dengan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan memperkuat kebijakan perlindungan anak di lingkungan perkebunan.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat membuat industri sawit Indonesia semakin berkelanjutan dan tetap menjadi pilar ekonomi nasional. (asp)