BALANGANEWS, PALANGKA RAYA — Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat jumlah penduduk miskin di provinsi ini per Maret 2025 mencapai 147,80 ribu orang.
Angka tersebut mengalami penurunan sebanyak 1,44 ribu orang dibandingkan dengan September 2024.
Penurunan ini turut berdampak pada persentase penduduk miskin yang juga menurun dari 5,26 persen menjadi 5,19 persen.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, saat menggelar konferensi pers, Jumat (1/8/2025).
Lebih lanjut, Agnes menjelaskan, bahwa jumlah penduduk miskin di perkotaan meningkat 3,80 ribu orang, sementara di perdesaan turun sebesar 5,20 ribu orang.
“Persentase kemiskinan di perkotaan pun naik dari 5,22 persen menjadi 5,46 persen. Sebaliknya, di wilayah perdesaan mengalami penurunan dari 5,29 persen menjadi 4,97 persen,” lanjut Agnes.
Ia menyebutkan, garis Kemiskinan pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp654.066 per kapita per bulan atau naik 1,96 persen dari periode sebelumnya.
Komponen garis kemiskinan didominasi oleh kebutuhan makanan sebesar 77 persen atau Rp503.626, sedangkan sisanya Rp150.440 untuk kebutuhan bukan makanan.
Sementara itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan dalam kurun Maret 2022 hingga Maret 2025. P1 naik dari 0,680 menjadi 0,829, sedangkan P2 meningkat dari 0,125 menjadi 0,189.
Pada sisi ketimpangan, Gini Ratio Kalimantan Tengah per Maret 2025 tercatat sebesar 0,292 atau naik tipis 0,012 poin dibandingkan September 2024. Meskipun begitu, angka tersebut masih tergolong rendah.
“Jika mengacu pada kriteria Bank Dunia, distribusi pengeluaran kelompok 40 persen penduduk terbawah di Kalteng sebesar 21,94 persen, maka ketimpangan pendapatan termasuk kategori rendah,” tambah Agnes.
Secara rinci, Gini Ratio di wilayah perkotaan mengalami penurunan dari 0,322 menjadi 0,310, begitu pula di perdesaan yang turun dari 0,282 menjadi 0,272.
“Distribusi pengeluaran kelompok 40 persen terbawah di wilayah perkotaan tercatat sebesar 20,64 persen, sementara di perdesaan lebih tinggi, yaitu 23,22 persen,” pungkasnya. (asp)