BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Eko Marsoro mengungkapkan luas panen padi Kalimantan Tengah pada 2021 mencapai sekitar 125,87 ribu hektar atau mengalami penurunan sebanyak 17,41 ribu hektar atau sebesar 12,15 persen dibandingkan 2020 dengan total panen sebesar 143,28 ribu hektar.
“Pada 2021 puncak panen terjadi pada bulan Agustus, yaitu mencapai 30,01 ribu hektar. Puncak panen padi yang terjadi pada bulan Agustus 2021 relatif sama dengan puncak panen padi 2020,” terang Eko kepada Balanga News beberapa waktu lalu.
Selain itu, Hal senada juga disampaikan Eko, dimana Produksi Padi di Kalimantan Tengah pada tahun 2021 mengalami penurunan produksi sebesar 76,76 ribu ton GKG (Gabah Kering Giling) atau 17,76 persen dibandingkan tahun 2020. Yang semula total sebesar 457,95 ribu ton GKG pada 2020 menjadi 381,19 ribu ton GKG pada 2021.
“Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Agustus, yaitu sebesar 92,50 ribu ton GKG. Sementara itu produksi terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 2,18 ribu ton GKG. Berbeda dengan kondisi pada 2021, produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan September,” ujarnya.
Dirinya juga mengungkapkan penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2021 ini terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Kapuas, Katingan, dan Kotawaringin Timur. Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan produksi padi yang relatif besar, misalnya Pulang Pisau, Barito Timur, dan Palangka Raya.
“Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2021 adalah Kapuas, Pulang Pisau, dan Kotawaringin Timur. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah adalah Palangka Raya, Kotawaringin Barat, dan Gunung Mas”, katanya.
Selain itu, produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 226,43 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 45,60 ribu ton atau 16,76 persen dibandingkan produksi beras di 2020 yang sebesar 272,03 ribu ton.
“Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Agustus, yaitu sebesar 54,95 ribu ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 1,30 ribu ton. Berbeda dengan tahun 2021, produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan September,” tutup Eko. (asp)