BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bersilaturahmi bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) sekaligus pendiri dan pangasuh pondok pasantren Ammanatul Ummah, KH. Asep Saifuddin Chalim, di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Kalteng, Minggu (9/10/2022) malam.
Kedatangan Ketua Umum PP PERGUNU disambut langsung oleh Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo, dan didampingi oleh Ketua PERGUNU Kalteng Untung Surapati, Ketua PW NU Kalteng H.M Wahyudi F. Dirun, Asisten Pemerintahan dan Kesra Katma F. Dirun, Ketua MUI, dan pimpinan organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama.
Edy Pratowo dalam sambutannya mengatakan saat ini dan pada masa-masa yang akan datang, perhatian dari Pemprov Kalteng terhadap guru-guru ini tetap menjadi perhatian semua pihak. Pemprov. Kalteng setiap tahun juga memberikan insentif untuk Ustadz-Ustadzah di pesantren se-Kalteng, dan insentif untuk guru-guru agama lainnya secara proporsional.
“Disamping itu, kita telah memprogramkan insentif Kalteng Berkah terkait dengan beasiswa. Pada prinsipnya Pemprov Kalteng sangat memberikan atensi dan perhatian, dan tentu kita berkepentingan sekali, karena ini juga menjadi salah satu program yang diinginkan Pemprov Kalteng dalam rangka meningkatkan sunber daya manusia,” ucap Edy.
Wagub Edy juga mengatakan, saat ini Bapak Gubernur sedang giat-giatnya membangun Universitas yang ada di wilayah DAS Barito, termasuk sektor kesehatan dengan membangun Rumah Sakit yang ada di Hanau Kabupaten Seruyan, sehingga dengan keberadaan Universitas ini salah satu program yang diharapkan menjadi program unggulan untuk menyongsong Ibu Kota Nusantara.
Sementara itu, KH. Asep Saifuddin Chalim meminta kepada Ketua PERGUNU Kalteng dan dukungan dari Pemprov Kalteng untuk segera menyelesaikan Pengurus Anak Cabang (PAC) PERGUNU se-Kalteng.
Bahkan menurutnya perlu dibentuk sampai pengurus ranting, dan satu tahun harus selesai. Karena PERGUNU butuh jaringan untuk sebuah keberhasilan yakni beberapa akses yang harus dimiliki, diantaranya, Akses inteklektual strategi, Akses jaringan, dan Akses sosial.
“Guru-guru Nahdlatul Ulama, harus mampu memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan bangsa, khususnya dalam mencetak sumber daya manusia yang handal, berdaya saing, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, namun tetap berlandaskan IMTAQ yang kuat, yaitu Keimanan dan Ketaqwaan,” tukasnya. (MMCKalteng/asp)