BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Berdasarkan data kinerja ekonomi Kalimantan Tengah selama tiga triwulan terakhir tahun 2022, ekonomi Kalteng berhasil tumbuh impresif di atas rata-rata nasional maupun pulau Kalimantan. Secara kumulatif, hingga triwulan III 2022, ekonomi Kalteng tumbuh 7,13 persen (c-to-c), lebih tinggi dibandingkan nasional 5,40 persen (c-to-c) dan Kalimantan 4,95 persen (c-to-c).
Pertumbuhan kinerja ekonomi Kalteng yang tumbuh impresif tersebut dikontribusikan oleh sektor pertambangan. Dimana pangsa sektor pertambangan sebesar 15 persen serta pangsa ekspor luar negeri mencapai 81 persen.
“Kinerja ekonomi Kalteng yang impresif pada tahun 2022, antara lain dikontribusikan oleh sektor primer berbasis pertambangan yang kuat, tercermin dari pangsa sektor pertambangan sebesar 15 persen serta pangsa ekspor luar negeri mencapai 81 persen akibat kenaikan harga komoditas yang memberikan windfall terhadap perekonomian Kalteng,” jelas Kepala BI Kalteng, Yura A. Djalins pada Pertemuan Tahunan BI Kalteng di Swiss-belhotel Palangka Raya, Rabu (30/11/2022).
Ketergantungan yang masih tinggi pada sektor batu bara tersebut, kata Yura, tentu harus bisa secara berangsur-angsur diturunkan. Hal itu dilakukan seiring upaya global dalam menurunkan emisi karbon.
“Ketergantungan yang masih tinggi pada sektor batu bara, tentu harus secara berangsur-angsur diturunkan, melihat prakiraan era sunset batu bara yang akan dimulai pada tahun 2026 seiring upaya global menurunkan emisi karbon,” imbuhnya.
Hal tersebut juga tambah Yura, dipertegas pada forum G20 yang telah berlangsung di Bali, dimana green economy menjadi komitmen bersama negara Dunia yang tergabung di G20 tersebut.
“Salah satu langkah yang dapat diambil untuk menurunkan tingkat ketergantungan ekspor Kalteng pada komoditas batu bara adalah mendorong hilirisasi produk sektor tambang yang green energy serta mendorong UMKM agar dapat naik kelas dan berorientasi ekspor,” sebut Yura.
Di samping itu, sambungnya, sektor pariwisata juga masih memiliki ruang untuk dikembangkan menjadi sumber pertumbuhan dan kekuatan ekonomi baru. Hal ini mengingat kontribusi sektor pariwisata yang diproduksi dari lapangan usaha akomodasi dan makan minum serta transportasi di Kalteng secara total masih relatif rendah yaitu masing-masing sebesar 1,65 persen dan 6,37 persen di tahun 2021.
“Sebagai contoh, Provinsi Bali berhasil mengembangkan sektor pariwisata dengan kontribusi 18 persen terhadap PDRB di triwulan III 2022, mampu mendorong berbagai sektor baik pertanian, transportasi, serta industri kreatif UMKM,” pungkasnya. (asp)