hal untuk kedua kalinya kembali terjadi. Calon suaminya tidak datang tanpa memberi kabar. Dalam larian duka, Melati menyendiri masih bersama tangisannya. Ia mengingat di waktu ketika akan menikah dengan Romeo dulu, Romeo juga tidak datang hingga pada akhirnya Romeo memutuskan untuk menikahi Mawar. Air mata Melati masih saja berjatuhan, di saat ia kembali jatuh cinta tapi kembali merasa lara.
Tak berapa lama kemudian, Samudera pun datang menghampiri Melati, namun tak sendiri. Perasaan Melati semakin tercabik ketika melihat Mawar dan Samudera bergandengan mesra dengan tawa bahagia di atas penderitaannya. Melati menggelengkan kepalanya seolah tak percaya, Mawar begitu licik, ia selalu berhasil menghamburkan segala fitnah agar tidak ada satu pun pria yang mencintai Melati. Semua itu dilakukannya karena rasa benci yang semakin menggumpal kepada Melati karena Melati selalu mendapatkan kehidupan yang lebih baik darinya.
Napas Melati kian sesak dan ia kembali berlari. Sedihnya masih berlanjut, ia merasa terpuruk karena Samudera lebih percaya kepada Mawar yang sangat jahat itu daripada dirinya sendiri. Sepuluh tahun telah berlalu, Melati masih sendiri. Ia enggan untuk kembali merasakan jatuh cinta. Karena patah hati sangatlah memilukan, cukup dua kali ia merasakan itu. Malam itu Melati bergegas menuju atas tebing, tak peduli apapun yang terjadi, Melati merentangkan kedua tangannya lalu menjatuhkan tubuhnya begitu saja, namun sebelum mati ia bersuara di dalam hati