Festival Harubuh Manugal Jadi Upaya Lestarikan Kearifan Lokal

Plt Asisten II Champili, Kapolres AKBP Theodorus Priyo Santosa, Pabung Kodim 1016/Plk Letkol Inf Maksun Abadi, Kepala Disbudpar Hansli Gonak, saat melakukan kegiatan harubuh manugal, di Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah, Senin (7/10/2024).

BALANGANEWS, – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gumas melalui dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) setempat menggelar festival tahun 2024, di lokasi lahan atau ladang Kelurahan , .

“Festival harubuh manugal menjadi even positif untuk memacu kebudayaan daerah dan upaya melestarikan kearifan lokal,” ujar Plt Asisten II Champili, Senin (7/10/2024).

Dia meminta masyarakat dapat terus menjaga dan melestarikan tradisi Suku Dayak ini, karena harubuh manugal merupakan cerminan kehidupan dari Suku Dayak yang harmonis, rukun dan saling membantu serta bergotong royong dalam bekerja.

“Saya ingin masyarakat menjadikan festival harubuh manugal sebagai even yang berkelanjutan dan terus melestarikan kearifan lokal yang berasal dari daerah ini,” terangnya.

Terpisah, Kepala Disbudpar Kabupaten Gumas Hansli Gonak menyampaikan, festival harubuh manugal adalah salah satu even yang dilaksanakan pemkab dalam rangka melestarikan budaya Dayak bercocok tanam atau berladang tradisional, dan mengangkat kearifan lokal agar selalu lestari, serta pengingat dan pengetahuan bagi generasi di masa yang akan datang.

“Festival harubuh manugal ini yang ketiga kali, dimulai dari tahun 2021, 2023 dan 2024. Festival pertama kali hanya pencatatan dan pengambilan dokumentasi, sebagai salah satu syarat pekan kebudayaan Kabupaten Gumas yang digagas kementerian. Lalu festival harubuh manugal kedua kali digelar di Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah,” jelasnya.

Dia menuturkan, tradisi harubuh manugal ini juga telah dicatatkan dalam hak kekayaan intelektual (Haki) di Kementerian dan HAM. Di tahun 2024, harubuh manugal sudah ditetapkan oleh Kementerian , Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai warisan budaya tak benda Indonesia tahun 2024.

“Pelaksanaan harubuh manugal ini artinya malan/berladang serta membuka lahan dan menanam padi, dengan handep hapakat saling membantu dan bergotong royong, serta untuk membuktikan bahwa masyarakat bisa bersama-sama dan bersatu untuk satu tujuan,” tuturnya.

Festival harubuh manugal bertujuan meningkatkan kerjasama dan kebersamaan pemkab dengan masyarakat desa/kelurahan dalam menumbuhkan rasa kekeluargaan, melestarikan tradisional masyarakat Dayak, mengenalkan kearifan budaya lokal, sarana promosi budaya dan pariwisata.

Kemudian, untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, kalender of even tahunan pemkab, membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk berladang dan bercocok tanam yang selama ini ditinggalkan, serta meningkatkan kesejahteraan penghasilan melalui bercocok tanam.

“Sasaran dari kegiatan ini yakni para generasi muda, seniman dan budayawan, tokoh masyarakat, serta seluruh masyarakat desa/kelurahan di sekitar,” tukasnya. (ahs)