Sungai Hantipan Surut, Kelotok Terpaksa Didorong

IMG 20230825 WA0037
Salah satu kelotok milik warga Kecamatan Mendawai yang kandas (tepatak) di tengah perjalanan, ketika melintasi sungai Hantipan dari Mendawai menuju Sampit

BALANGANEWS, – Sudah lebih dari satu bulan ini sungai Hantipan yang merupakan anak Daerah Aliran Sungai (DAS) , yang berposisi di Desa Kampung Melayu kian hari semakin surut.

Lantaran surut itulah, banyak masyarakat yang menggunakan ces ataupun kelotok dari Mendawai menuju terhambat. Bisa dilintasi, namun ada sebagian titik lintasan tersendat, dan terpaksa didorong.

Kepala Desa (Kades) Kampung Keramat, H Suryanto saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Jum'at (25/6/2023), kepada awak media mengaku benar adanya. “Pasalnya, saya bersama Kades-Kades lainnya kemarin melintasi sungai tersebut, dan faktanya ada beberapa kilometer yang kandas, sehingga kelotok yang kami tumpangi pada saat itu harus kami dorong bersama,” kata H Suryanto.

Jelasnya saat itu menurutnya, dirinya bersama belasan Kades lainnya melewati sungai tersebut menggunakan kelotok, dari Kampung Melayu menuju Kabupaten Kotim, kemudian ke Kasongan Kabupaten Katingan. “Namun, sebelum sampai ke Kabupaten Kotim, di tengah perjalanan kelotok yang kami tumpangi kandas di sungai Hantipan,” ujarnya.

Padahal rencana awal, lanjutnya, sesampainya di Sampit akan melanjutkan perjalanan lagi ke Kasongan dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan maksud ingin menghadiri raker di gedung serbaguna Salawah – Kasongan. “Oleh karena sudah merupakan tekad harus hadir di kegiatan raker tersebut, kami rela mendorong kelotok yang kami tumpangi, yang akhirnya sampai juga ketujuan” terangnya.

Sehubungan dengan itulah, mantan Camat ini berharap kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat untuk mencarikan solusinya. “Karena, hanya sungai Hantipan itulah satu-satunya budget termurah bagi masyarakat Katingan Kuala dan Mendawai untuk pulang pergi ke ibukota Kabupaten Katingan,” tandasnya.

Memang dirinya mengakui ada jalan alternatif, seperti melalui DAS Katingan dari Pegatan Kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai menuju Pakahi dengan menggunakan kelotok. Kemudian, dilanjutkan lagi dari pelabuhan Pakahi menuju Kasongan dengan menggunakan taksi mobil. “Namun, budget-nya terlalu tinggi atau bisa dua kali lipat, jika dibandingkan dengan melalui sungai Hantipan,” ujarnya.

Selanjutnya dirinya menjelaskan bahwa sungai hantipan tersebut digunakan untuk berlalulintas oleh masyarakat Kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai bukan hanya tahun ini saja, tapi sudah sejak tahun 1990-an. Baik untuk membawa hasil panen dan perkebunan untuk dijual maupun untuk membeli sembako dan keperluan lainnya di Sampit serta mengurus administrasi apapun juga. “Oleh karena itu kami berharap sungai tersebut bisa lancar setiap harinya ketika kami melewatinya,” harapnya. (abu)