Hasil rapid test positif dan bergejala
Jika hasil rapid test positif dan pasien mengalami keluhan seperti demam ≥ 380 C, batuk, atau sesak napas, Anda akan dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19. Di sana, Anda akan melakukan tes PCR dan akan ditangani sesuai hasilnya. Berikut adalah kemungkinan yang bisa terjadi:
1. Tes PCR positif
Bila hasil tes PCR positif barulah diagnosis COVID-19 bisa ditegakkan. Pasien yang memiliki gejala ringan dan tidak memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes atau hipertensi, mungkin boleh melakukan isolasi dan pengobatan mandiri di rumah. Namun, hal ini harus berdasarkan keputusan dokter.
Sementara itu, pasien yang memiliki penyakit penyerta dan bergejala berat akan dirawat rumah sakit, tepatnya di ruangan isolasi khusus pasien COVID-19, dan mendapatkan perawatan yang intensif untuk meredakan gejala dan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Tes PCR negatif
Bila hasil tes PCR menyatakan pasien negatif dari SARS-CoV-2 atau virus penyebab COVID-19, pasien tetap akan diperlakukan sebagai pasien dengan gangguan pernapasan. Bila gejala yang dialami cukup berat dan dokter menilai pasien perlu menjalani rawat inap, pasien akan dirawat di rumah sakit, namun terpisah dari pasien COVID-19.
Pemeriksaan rapid test tidak bisa memastikan ada tidaknya infeksi virus Corona dalam tubuh Anda. Jadi, terlepas dari hasil rapid test-nya, setiap orang tetap harus melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar dari virus ini.
Bila Anda sewaktu-waktu Anda mengalami gejala virus Corona, seperti batuk, demam, suara serak, dan sesak napas yang memburuk, segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline COVID-19 untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.










