Pemerintah telah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker saat ke luar rumah guna mencegah penularan Covid-19. Nah, penggunaan masker ini efektifnya hanya boleh dipakai selama 8 jam untuk masker bedah dan 4 jam untuk masker kain. Lebih dari itu, masker harus diganti dengan yang bersih atau baru.
Sayangnya, masih sedikit orang yang belum mengetahui tentang ini dan masih banyak yang menggunakan masker berkali-kali karena merasa maskernya masih terlihat bagus dan belum rusak. Padahal, menggunakan masker berulang justru meningkatkan risiko penularan COVID-19 lebih besar.
Baru-baru ini media sosial ramai memberitakan kalau menggunakan masker berulang juga bisa menimbulkan penyakit legionnaires yang juga sebabkan pneumonia. Benarkah demikian?
Pakai Masker Berulang Sebabkan Penyakit Legionnaires, Benarkah?
Anggapan bahwa penggunaan masker berulang bisa sebabkan penyakit legionnaires berawal dari akun Facebook Amber Mccurdy. Dalam akunnya tersebut, Amber bercerita lewat statusnya bahwa ada seorang wanita yang mengidap penyakit legionnaires akibat menggunakan masker yang sama setiap hari.
Ia menambahkan bahwa masker yang digunakan berkali-kali tersebut kemudian menjadi lembab dan memicu pertumbuhan bakteri Legionella.
Setelah diteliti lebih lanjut, pernyataan ini ternyata tidak benar. Pasalnya, penyakit legionnaires tidak disebabkan karena penggunaan masker berulang-ulang. Melansir dari laman Healthline, bakteri Legionella hanya bisa berkembang biak di dalam air hangat.
Nah, seseorang bisa terserang legionnaires apabila menghirup atau berendam di dalam air yang telah terkontaminasi bakteri tersebut. Jadi, penggunaan masker berulang sudah dipastikan tidak akan menyebabkan legionnaires.
Meski begitu, tetap hindari menggunakan masker secara berulang-ulang, ya. Sebab, masker yang digunakan berkali-kali tanpa diganti akan menumpuk bakteri, virus, debu, polusi, dan kotoran-kotoran lainnya, sehingga kamu berisiko tinggi terkena infeksi. Jadi, usahakan ganti masker kain setiap 4 jam dan gunakan masker medis tidak lebih dari 8 jam.
Mengenal Penyakit Legionnaires
Legionnaires adalah infeksi paru-paru akibat bakteri Legionella yang kemudian mampu mengembangkan pneumonia parah. Jika bakteri pada umumnya mati di suhu yang panas, bakteri Legionella justru berkembang biak di air yang bersuhu hangat. Beberapa lokasi yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan Legionella, contohnya:
- Bak air panas.
- Spa.
- Kolam renang.
- Sistem pendingin atau unit pendingin udara untuk bangunan besar, seperti rumah sakit.
- Kamar mandi umum.
- Humidifier.
- Air mancur
- Sumber air alami seperti danau, sungai, dan anak sungai.
Penyakit legionnaires terjadi ketika seseorang menghirup tetesan air atau kabut di udara yang telah terkontaminasi bakteri. Namun, penyakit ini tidak dapat menular langsung dari orang ke orang. Orang yang terinfeksi bakteri biasanya mulai merasakan gejala dalam 2-14 hari setelah terpapar bakteri. Gejalanya pun sangat mirip dengan penyakit pneumonia, seperti:
- Demam lebih dari 40 derajat Celsius.
- Panas dingin.
- Batuk, dengan atau tanpa lendir atau darah.
- Sesak napas.
- Sakit kepala.
- Nyeri otot.
- Kehilangan nafsu makan.
- Nyeri dada.
- Kelelahan.
- Mual dan muntah.
Sejauh ini belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah penyakit legionnaires. Meski sebabkan pneumonia, vaksin pneumonia tidak bisa mencegah penyakit ini. Langkah pencegahan yang paling efektif adalah mendesinfeksi dan membersihkan sumber potensial bakteri, seperti rutin membersihkan menara pendingin, kolam, dan bak air panas. Penggunaan klorin untuk kolam renang dan spa juga dianjurkan. (halodoc)