Bambang Irawan Sentil Bank Kalteng: Harus Kerja, Jangan Cuma Bergantung pada Penyertaan Modal

Whatsapp Image 2025 06 25 At 8.37.53 Am
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalteng, Bambang Irawan

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA — Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Bambang Irawan, mendorong Bank Kalteng untuk lebih aktif dalam mendukung penguatan sektor perekonomian, khususnya pelaku UMKM di daerah.

Menurutnya, sebagai bank milik daerah, Bank Kalteng seharusnya mengambil peran lebih besar dalam menyosialisasikan berbagai program pembiayaan dan layanan digital kepada masyarakat.

Dalam pernyataannya, Bambang menegaskan bahwa program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan layanan transaksi digital menggunakan QRIS milik Bank Kalteng masih minim dikenalkan ke pelaku usaha di lapangan.

“Bank Kalteng itu harus aktif turun ke lapangan, mensosialisasikan program KUR mereka, mensosialisasikan tentang QRIS mereka, biar bisa diserap oleh masyarakat UMKM,” ujar Bambang, Selasa (24/6/2025).

Ia menilai, saat ini layanan perbankan di ruang-ruang publik seperti Car Free Day (CFD) lebih banyak didominasi bank-bank konvensional nasional.

Sementara Bank Kalteng, yang justru seharusnya menjadi garda terdepan layanan keuangan daerah, dinilai belum optimal memanfaatkan potensi tersebut.

“Saya lihat ini lemah sekali nih. CFD, segala macam. Orang QRIS pakai BCA, pakai BNI. Kita kan punya Bank Kalteng. Dengan itulah, Bank Kalteng bisa dapat pemasukan, masyarakat dapat kemudahan pinjaman,” tegasnya.

Politisi dari Komisi II yang membidangi perekonomian ini pun mengingatkan, Bank Kalteng tidak bisa terus-menerus bergantung pada penyertaan modal dari pemerintah daerah tiap tahun.

Ia meminta agar manajemen bank segera melakukan terobosan, memperluas layanan, serta memastikan penyaluran KUR berjalan maksimal.

“Jangan hanya setiap tahun dapat penyertaan modal dari pemerintah. Kita enggak suka itu. Mereka harus mapan, harus mandiri. Mereka harus kerja,” tambah Politisi PDIP ini.

Saat ditanya apakah Bank Kalteng saat ini terlihat stagnan, Bambang tidak secara gamblang menyebutkan, namun dirinya menegaskan bahwa sebuah bank yang berkembang idealnya tidak lagi bergantung pada dukungan modal rutin dari pemerintah.

“Kalau mau berkembang, kalau mau jadi bank yang kuat, pasti tidak akan ada penyertaan modal setiap tahun. Kan gitu logikanya. Masa disupport terus? Makanya saya bilang, harus kerja mereka. Bagaimana KUR itu bisa terserap, bagaimana program QRIS mereka bisa terserap,” tandasnya. (asp)