PALANGKA RAYA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Tengah akhirnya ikut angkat bicara, terkait hebohnya penemuan patung berbentuk kuda berwarna keemasan oleh seorang nelayan saat menjala ikan di Sungai Kahayan.
Ketua MUI Kalteng, KH Anwar Isa mengingatkan agar seluruh masyarakat jangan sampai mengagung-agungkan serta menganggap benda tersebut adalah benda ajaib yang bisa mengabulkan permintaan seseorang.
Sebab kata Anwar Isa, setiap patung yang terbuat dari bahan apa saja, tidak mungkin ada atau memiliki roh yang dapat mengabulkan permintaan manusia.
“Kalau benda mati yang terbuat dari besi, batu dan emas tetap patung dan tidak memiliki roh. Jadi tidak bisa mengabulkan permintaan seseorang,” kata Anwar Isa di Palangka Raya, Rabu (30/10/2019).
Dia mengingatkan agar masyarakat diminta jangan sampai mempercayai hal-hal yang dapat menyebabkan lepas dari ajaran agama. “Jangan pernah dimuliakan patung tersebut, karena itu benda mati,” ucapnya.
Mengenai patung kuda berwarna kuningan seperti emas yang ditemukan warga Gang Kenanga Jalan Kalimantan Kota Palangka Raya, Anwar Isa juga hanya menganggap patung biasa dan tidak ada roh-roh gaib ataupun hal lainnya.
“Kalau benda tersebut adalah patung bersejarah, maka itu ranah pemerintah setempat menanganinya. Namun yang jelas itu patung dan tidak ada roh serta hal lainnya,” ujarnya.
Menurut dia, di dunia banyak penemuan patung-patung bersejarah bahkan umurnya ratusan tahun. Namun hal tersebut di sejumlah daerah dianggap hal yang biasa.
Maka dari itu jangan sampai penemuan patung tersebut dianggap ajaib serta lain sebagainya.
Terpisah, Sahrani mertua dari Muhammad Yusuf penemu patung kuda di Sungai Kahayan membeberkan, patung kuda berwarna kuning keemasan itu akan ia rawat sementara ini.
Dia juga menyatakan tidak akan menjual patung kuda yang ia temukan bersama menantunya itu kepada orang lain, meski ditawar dengan harga yang cukup menggirurkan. Karena keluarga berniat hanya ingin memeliharanya.
“Berapapun ditawar kami tidak akan jual, kemudian benda ini kami memang ingin merawatnya saja. Mengenai ada sejumlah warga mengatakan benda tersebut ada roh gaibnya, terserah mereka itu keyakinan mereka, kalau saya tetap percaya kepada ajaran agama saya,” tegas Sahrani.
Di lokasi yang sama saat awak media berniat untuk memfoto patung kuda yang di temukan di Suangai Kahayan tersebut, salah seorang keluarga dari pihak Muhammad Yusuf meminta para awak media yang hendak mengabadikan patung itu memberikan sumbangan sukarela.
Entah apa alasan dari salah satu keluarga hingga saat melakukan hal itu. Berdasarkan informasi dengan viralnya patung kuda tersebut kemarin, banyak warga yang berdatangan ingin menyaksikan benda tersebut dengan nyata. (ant/ari)