TPID Gelar Rapat Evaluasi Tangani Inflasi di Kalteng

SAVE 20221004 142358
Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng, Riza Rahmadi saat diwawancara

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Tengah lakukan rapat evaluasi terkait dengan hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) perekonomian di Provinsi Kalimantan Tengah.

Berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Tengah, bahwa perekonomian Kalteng mengalami inflasi sebesar 1,19 persen pada bulan September 2022, dengan andil utama BBM baik di Kota Palangka Raya dan Sampit yang menjadi acuan data BPS Kalteng.

Rapat evaluasi tersebut dipimipin langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng, H. Nuryakin. Dalam rapat tersebut H. Nuryakin mengatakan bahwa, terkait dengan terjadinya inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah perlu beberapa langkah yang dilakukan oleh stakeholder terkait terutama Tim Pengendali Inflasi Daerah.

“Tentunya dalam menghadapi inflasi yang terjadi saat ini, kita akan melaksanakan sejumlah langkah seperti biasa dan kita akan terus melakukan yang terbaik semampu kita,” ucap Sekda.

Adapun upaya Pemprov Kalteng yaitu menyelenggarakan pasar murah dan pasar penyeimbang yang digelar di beberapa titik, seperti di Kota Palangka Raya dan Sampit, Kotawaringin Timur.

Selain itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Kalteng, Riza Rahmadi usai rapat evaluasi tersebut mengatakan bahwa, salah satu upaya yang dilakukan dalam menghadapi inflasi tersebut adalah dengan melaksanakan pasar murah dan pasar penyeimbang.

“Pasar murah dan pasar penyeimbang, yang sudah kita laksanakan di beberapa titik kedepannya akan terus kita lanjutkan, karena memberikan dampak yang positif,” ujarnya.

Selain itu, berdasarkan rapat evaluasi tersebut, kata Riza diketahui, untuk sejumlah komoditas bahan makanan sudah mengalami deflasi atau penurunan harga. Seperti sebutnya, untuk kota Sampit salah satunya yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah PDAM, BBM, Bahan Bakar Rumah Tangga seperti Gas LPG, serta naiknya rokok filter.

“Jadi ada sejumlah komoditas yang berada di luar kewenangan kita, seperti kenaikan BBM yang diputuskan oleh Pemerintah Pusat beberapa waktu lalu. Jadi kita akan melakukan skenario-skenario bagaimana kita mengambil langkah, bagaimana inflasi bisa dibawah 7, 6 bahkan 5 persen. TPID akan melakukan langkah-langkah seperti itu,” ucapnya.

Untuk bahan pangan dan bahan makanan, kata Riza, juga masih tersedia di pasar seperti biasanya, serta juga pihaknya dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng akan terus mensupport hal itu dalam rangka menghadapi hari-hari besar keagamaan.

“Bahkan kemarin kami juga telah menggelontorkan 1 ton cabe merah besar, cabe rawit di kota Palangka Raya untuk menjamin ketersediaannya di sini,” bebernya.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Kalteng, Eko Marsoro meyakini upaya yang dilakukan oleh Pemprov Kalteng terkait dengan pengendalian inflasi di Kalimantan Tengah akan turun dan terjaga.

“Dengan upaya yang dilakukan oleh Pemprov Kalteng ini seperti pasar penyeimbang dan pasar murah, saya optimis inflasi dapat dikembalikan. Ini upaya yang cukup baik,” pungkasnya. (asp)