BALANGANEWS, KASONGAN – Katingan baru saja melakukan panen raya atau panen secara bersamaan, terutama. Yang terbanyak hasil panennya adalah di wilayah kecamatan Katingan Kuala, yakni sekitar 500 ton lebih dalam bentuk gabah.
Asisten II Ir Ahmad Rubama MT, saat dikonfirmasi, Rabu pagi (24/3/2021) tadi, di ruang kerjanya, terkait hasil panen dalam bentuk gabah yang melimpah di Kabupaten Katingan saat ini menurutnya cukup memuaskan. Pasalnya, dengan jumlahnya hasil lebih dari 500 ton tersebut, berarti Katingan sudah mengalami surplus beras.
“Karena, beras yang kita konsumsi untuk puluhan ribu penduduk Katingan tidak sampai 500 ton pertahun,” kata Rubama.
Meskipun hasil panennya sekitar 500 ton untuk saat ini, namun masyarakat Katingan, utamanya para petani akan kesulitan untuk memasarkan hasil panennya, lantaran berbagai faktor.
Faktor utamanya, menurutnya adalah masalah harga jual gabah, yang saat ini di bawah Rp 5 juta/ton. Faktor lainnya, banyak pengepul (pembeli) gabah saat ini mengerem atau tidak mau membeli gabah para petani kita
“Kalau membeli juga, mereka hanya bisa mematok harga di bawah Rp 5 juta/ton,” terangnya.
Bagi petani sebagai penjual gabah, jika pembeli berani di bawah Rp 5 juta saja per-ton, tentu saja mereka tidak mau. Karena, keuntungannya tidak sesuai dengan tenaga dan biaya yang sudah dikeluarkan, sejak mengolah lahan, menanam dan memeliharanya hingga panen.
“Dengan alasan seperti itulah, mereka mungkin lebih baik menahannya dalam bentuk gabah dari pada menjual dengan harga di bawah Rp 5 juta/ton,” ujarnya.
Sehubungan dengan itulah, dirinya berharap kepada Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Katingan agar ikut menyerukan kepada para investor untuk membantu memasarkan gabah hasil petani kita ini.
Kemudian, kepada Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan setempat juga bisa memfasilitasi petani, agar gabah mereka dapat terjual dengan harga yang normal. “Misalnya, dengan melibatkan perusahaan daerah,” ujarnya.
Kepada Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian setempat agar bisa melakukan hubungan dengan Bulog. Sehingga, harga gabah para petani kita ini bisa terjual dengan harga yang ditentukan secara nasional.
“Sehingga, stok gabah hasil pertaniannya untuk tahun ini bisa terjual dengan keuntungan cukup memuaskan bagi mereka,” harap mantan kepala Dinas perhubungan dan Kominfo ini. (abu)