Royalty Pertambangan Capai Target Nasional

Gubernur Sugianto, usai melakukan rapat koordinasi dengan Forkopimda, di Istana Isen Mulang, Selasa (7/7/2020)

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, menyebut Pemprov Kalteng melalui dinas terkait terus melakukan upya peningkatan PAD Kalteng, di tengah situasi Covid-19.

Meskipun perekonomian lesu, langkah strategi dalam upaya memantau dan monitoring PAD terus dilakukan, namun tidak memberatkan warga, seperti penghapusan denda pajak kendaraan bermotor, pemantauan royalty pertambangan dan lainnya.

“Upaya langkah strategi itu dilakukan agar PAD juga terpantau dan bergerak naik. Meskipun kita tahu situasi pandemi Covid-19 ini sangat berdampak di dunia usaha dan masyarakat. Namun langkah-langkah oleh dinas terkait juga terus dilakukan, agar tidak membebankan rakyat namun tetap memonitor pendapatan daerah. Salah satunya sektor pertambangan, dimana royalty terpantau mencapai target nasional. Meskipun Pemprov Kalteng terus berupaya untuk meningkatkanya, sehingga dampak positifnya adanya pendapatan asli daerah yang masuk untuk daerah, termasuk PAD untuk Kabupaten/Kota,” kata Gubernur Sugianto, usai melakukan rapat koordinasi dengan Forkopimda, di Istana Isen Mulang, Selasa (7/7/2020).

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Dinas ESDM Provinsi Ermal Subhan, mengatakan selain pengawasan dan monitoring, pihak Dinas ESDM juga terus melakukan koordinasi dan pemantauan khususnya mengenai royalty, dimana royalty Kalteng sendiri sudah mencapai target nasional yakni Rp. 964 miliar sampai (30/6/2020) dari target tahun 2020 sebesar Rp. 967 miliar.

“Upaya dalam pengawasan dan kontrol di bidang pertambangan ini terus dilakukan oleh Pak Gubernur Sugianto Sabran, dalam langkah Dinas ESDM melakukan monitoring secara cepat dan baik. Untuk target sudah tercapai,“ kata Ermal.

Pria yang baru beberapa bulan mendapatkan gelar Doktor ini, mengharapkan royalty dapat melebihi target yang signifikan, meskipun memahami situasi Covid-19 juga berpengaruh pada industri pertambangan di dunia.

“Mudah-mudahan bisa seperti tahun-tahun sebelumnya, mencapai Rp. 2 triliun, atau Rp. 1,8 triliun, namun karena situasi Covid-19 ini dan berpengaruh pada dunia usaha serta industri pertambangan, bisa mencapai target atau melebihi target itu sudah luar biasa. Kami akan terus berupaya dalam peningkatan pengawasan sehingga PAD dari royalty pertambangan juga bagus,” ucapnya. (hdr)