BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Perkembangan sektor pasar modal di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menunjukkan tren positif sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data hingga September 2024, nilai transaksi saham di wilayah ini mencapai Rp395 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 69,84 persen.
Sedangkan total nilai saham hingga September 2024 sebesar Rp3.676,14 miliar, meningkat tajam sebesar 129,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1.599,03 miliar.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalteng, Primandanu Febrian Aziz, mengungkapkan bahwa peningkatan signifikan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat Kalteng terhadap investasi di pasar modal.
“Pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan optimisme terhadap pasar modal, tetapi juga kesadaran masyarakat yang semakin tinggi untuk berinvestasi dengan bijak,” ujar Primandanu, Jumat (13/12/2024).
Dari sisi jumlah investor, tercatat kenaikan sebesar 36,95 persen dari 76.037 investor pada September 2022 menjadi 104.495 investor pada September 2024.
Pertumbuhan ini juga didukung oleh peningkatan jumlah nasabah pada Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), yang mencapai 1.647 untuk nasabah perorangan dan lima untuk nasabah institusi.
Namun, nilai penjualan APERD mengalami penurunan dari Rp14,67 miliar pada September 2023 menjadi Rp8,33 miliar pada September 2024, atau turun sebesar 36,37 persen. Menanggapi hal ini, Primandanu menilai penurunan ini wajar di tengah dinamika pasar.
Lebih lanjut, Primandanu juga menekankan pentingnya edukasi literasi keuangan untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan pasar modal di Kalteng.
“OJK terus berkomitmen memberikan edukasi kepada masyarakat agar mereka dapat memahami risiko dan manfaat berinvestasi di pasar modal. Dengan demikian, mereka bisa mengambil keputusan yang tepat sesuai kebutuhan finansial,” tuturnya. (asp)