Karya: Rahmi Nurfitriana
Pagi menulis dengan cahaya,
di atas halaman embun yang masih segar.
Angin membuka lembar pertama hari,
dan langit menandatangani waktu dengan warna lembut.
Ada catatan kecil di antara desir daun,
tentang harapan yang belum sempat dibaca semalam.
Tentang kopi yang menunggu hangatnya dihirup,
dan langkah yang menimbang arah di simpang hari.
Notes pagi tak butuh tinta,
cukup napas yang tenang, cukup hati yang hadir.
Ia menulis pelan di dinding kepala,
“Mulailah dengan syukur, selanjutnya biar semesta menulis.”
Palangka Raya, 2025