Iba sedikit membuka halaman pertamanya
Manakala tertulis inisial nan bermakna
Sebuah kesempatan berharga
Namun dilanda satu dilema
Tak tahan membuka ke lembar ke dua
Sebab bait terasa mengiris
Khawatir akan menciptakan tangis
Sakitnya cukup terbilang tragis
Apa saja yang tertulis?
Hingga mata tak mampu membaca
Hati menahan gelisah di dada
Tangan tak mampu bergerak sepenuhnya
Terlampau kaku dalam goresan
Padahal kini bermakna coretan
Hanya enggan untuk terbuang
Bagaimana untuk melupakan?
Gemetar kembali mengguncang
Apalagi rasa yang tertendang
Ah, cukup lelah…
Ingin ku usir segala resah
Tapi catatan kecilku, membuatku kembali
Meniup debu yang menempel pada sampulnya
Seolah aku menguatkan hati
Walau terpukul dalam kisah lukanya
Palangka Raya, 2021