BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Pemprov Kalteng menganggarkan Rp40 miliar lebih untuk penanganan stunting di Kalteng. Anggaran itu disiapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Anggaran sekitar 40 miliar yang provinsi,” kata Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng, H. Edy Pratowo usai membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pemetaan (Mapping) Rencana Kerja dan Penandaan (Tagging) Anggaran Stunting Tahun 2024, Selasa (6/2/2024).
Ia menambahkan, isu stunting saat ini masih menjadi persoalan serius bagi pemerintah di semua jenjang, diseluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali di wilayah Kalteng sendiri.
“Stunting merupakan ancaman utama bagi kualitas manusia Indonesia, juga ancaman serius terhadap kemampuan daya saing bangsa,” ungkapnya.
Menurut Edy, target secara nasional sudah sangat jelas, menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Target penurunan ini, ujarnya sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030.
“Agar mampu mencapai target yang telah ditentukan, sekali lagi dibutuhkan kolaborasi dan sinergisitas lintas sektor, dengan berbagai program yang dapat menyentuh secara langsung pada kelompok sasaran,” tegasnya.
Berdasarkan hasil studi kasus gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Kalimantan Tengah berada di angka 26,9 persen, turun 0,5 persen dari tahun 2021 yaitu 27,4 persen, dengan target pencapaian tahun 2024 sebesar 15 persen.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 22 Tahun 2023 Tentang Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2023-2024.
“Pemetaan kegiatan dan penganggaran menjadi hal yang mutlak yang mesti dipersiapkan, dalam rangka mendorong percepatan penurunan stunting,” pungkasnya. (asp)