BPS Kalteng: Diskon Tarif Listrik Tekan Inflasi pada Januari 2025

Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti (kanan), saat menyampaikan keterangannya mengenai Perkembangan Indeks Harga Konsumen bulan Januari 2025, di kantor BPS setempat

BALANGANEWS, PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat, terjadi deflasi di Kalteng sebesar 0,54 persen pada Januari 2025 secara month-to-month (m-to-m) atau dibandingkan dengan Desember 2024.

Deflasi ini sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan tarif listrik akibat kebijakan diskon dari pemerintah.

Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, mengungkapkan bahwa meskipun terjadi deflasi bulanan, secara year-on-year (y-on-y) atau dibandingkan Januari 2024, Kalteng justru mengalami inflasi ringan sebesar 0,28 persen.

“Tingkat inflasi month-to-month Provinsi Kalimantan Tengah pada Januari 2025 sebesar 0,54 persen dan tingkat inflasi year-to-date (y-to-d) Januari 2025 sebesar 0,54 persen,” jelas Agnes, Senin (3/2/2025).

Agnes menambahkan, deflasi di Kalteng pada Januari 2025 tidak sedalam rata-rata nasional, baik secara m-to-m maupun y-to-d. Bahkan, tingkat inflasi y-on-y di Kalteng lebih rendah dibandingkan angka nasional.

Ia menyebutkan, ada beberapa komoditas yang dominan memberikan andil terhadap deflasi di Kalteng, di antaranya, tarif listrik yang berkontribusi sebesar 1,52 persen. Kontribusi tarif listrik ini menjadi yang terbesar memberikan andil deflasi.

Kemudian diikuti bawang merah dan ikan nila masing-masing 0,03 persen, serta tomat dan ikan peda masing-masing 0,02 persen.

Agnes menambahkan meskipun terjadi deflasi secara umum, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memicu inflasi bulanan, seperti daging ayam ras 0,29 persen, cabai rawit 0,21 persen, kkan gabus 0,16 persen, dan bensin 0,03 persen.

“Meskipun secara umum mengalami deflasi, ada beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga dan memberikan andil inflasi bulanan,” ujar Agnes.

Ia juga menjelaskan, secara spasial, dari empat kabupaten/kota yang menjadi acuan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kalteng, tiga daerah mengalami deflasi, yaitu Palangka Raya deflasi sebesar 0,89 persen, Sampit 0,74 persen, dan Sukamara 0,67 persen.

Sementara itu, Kabupaten Kapuas menjadi satu-satunya wilayah yang mengalami inflasi sebesar 0,11 persen pada periode yang sama.

Agnes menambahkan, hampir semua daerah tersebut, tarif listrik dan bawang merah menjadi penyumbang utama deflasi, sedangkan daging ayam ras, cabai rawit, dan ikan gabus menjadi pemicu inflasi di beberapa wilayah. (asp)