Cerpen: Wawan dan Kehidupan Barunya

Ilustrasi (Sumber: guratgarut)

terlintas wajah sang ayah dalam pikiran Wawan, ia merasa sudah menjadi beban terberat untuk sang ayah. Padahal ayahnya tak pernah menginginkan apapun darinya selain meminta agar ia tumbuh menjadi anak baik yang bisa menghargai orang lain. Namun, dalam hidup Wawan, ia belum pernah mewujudkan harapan dari ayahnya itu. Selang satu jam bertukar cerita, akhirnya sang pria memutuskan untuk kembali melanjutkan pencariannya dan meninggalkan Wawan yang termenung kaku seorang diri.

Dalam sunyi, Wawan pun mengingat -peristiwa yang membuat ayahnya menumpahkan air mata. Betapa berat kehidupan dan melangkahkan kaki ketika sosok berarti itu menangis tersedu-sedu akibat ulah dirinya. Wawan pun tersadar dan ia pun kembali ke pesantren untuk menjadi sosok yang diharapkan oleh ayahnya.

Bertahun-tahun waktu yang dihabiskan Wawan adalah hal yang sangat berarti, ia mulai memaknai kehidupan. Kadang ia membayangkan, betapa bahagia ayahnya jika melihat dirinya yang sekarang. Ia sudah tidak sabar memberi kabar baik untuk ayahnya itu. Wawan telah yakin, bahwa langkah yang diambil ayahnya untuk memasukkannya ke dalam pesantren adalah jalan yang paling tepat.

Tahun pun berganti lagi,