Cerpen: Pak Kumis yang Malang

Ilustrasi (Sumber: Pixabay)

melainkan seorang perawat yang diperintahkan anak-anaknya untuk merawat dan menjaga Pak Kumis hingga sembuh. Pak Kumis menundukkan wajah dan ia kembali menangis. Tentu, bukan itu yang Pak Kumis inginkan. Ia hanya ingin bertemu dengan anak-anaknya dan melepas rindu bersama berbagi kasih sayang.

Hingga beberapa tahun berlalu, Pak Kumis semakin meratapi kerinduan itu, ia kembali mengirimkan surat kepada anak-anaknya seolah itu adalah tulisan dari orang lain yang menyampaikan bahwa Pak Kumis telah tiada. Kali itu Pak Kumis benar-benar yakin, anak-anaknya tidak mungkin mengabaikan surat itu. Satu hari setelah surat itu dikirim, anak pertama Pak Kumis datang dengan mobil mewah membawa karangan bunga yang sangat besar, namun ia terkejut ketika melihat ayahnya masih hidup. Lalu anak kedua dan ketiga pun juga datang membawakan karangan bunga duka yang tak kalah indah. Mereka saling adu kekayaan sebelum ketiganya bersatu dan mendekati Pak Kumis. Pak Kumis pun membuka tangannya berharap ketiga anaknya akan segera memeluknya. Namun, yang terjadi adalah hal yang sama sekali tidak disangka-sangka oleh Pak Kumis. Anak-anaknya justru mencacinya karena telah berbohong. Mereka memiliki pekerjaan yang sangat penting, namun harus kembali ke desa karena kebohongan itu. Pak Kumis pun menjelaskan alasannya melakukan itu semua agar anak-anaknya datang menemuinya, tapi sang anak tidak memedulikan itu semua. Pak Kumis menangis pilu, apalagi ketika ketiga anaknya memutuskan untuk kembali ke kota detik itu juga. Pak Kumis yang malang itu semakin