Cerpen: Pak Kumis yang Malang

Ilustrasi (Sumber: Pixabay)

dalam keresahan, anak-anak yang sangat ia sayang sudah berubah. Dulu, ketika ia pulang bekerja, anak-anaknya selalu setia menantinya dan Pak Kumis menghadiahkan pelukan hangat untuk anak-anaknya. Kini berganti kisah, Pak Kumis-lah yang menanti kepulangan anak-anaknya namun tidak ada pelukan hangat sebagai balasan. Hanya di dalam hati, Pak Kumis mengutarakan segala bentuk perasaannya.

Sang waktu bergulir sangat cepat hingga Pak Kumis menutup usianya di dalam kesunyian itu. Salah satu tetangga Pak Kumis pun menyampaikan berita duka itu melalui surat untuk anak-anak Pak Kumis di kota agar mereka bisa melihat ayahnya untuk yang terakhir kali sebelum dikebumikan. Namun, tak ada satu pun anak Pak Kumis yang datang hingga pemakaman usai dilakukan.

Pak Kumis sudah tenang di alam sana, ia tidak lagi merasa sepi dan menerima rindu sendiri. Kelak, anak-anaknya-lah yang merasakan ragam kerinduan itu dalam satu penyesalan.