Cerpen: Air Terjun Biru

Ilustrasi (Sumber: apkdl.in)

Dahulu kala di suatu desa yang begitu menenteramkan, hiduplah sepasang suami istri yang belum memiliki satu orang anak pun di usia pernikahan mereka yang terbilang sudah cukup lama. Sang suami bernama Wardhana dan istrinya bernama Sundari. Setiap waktu keduanya selalu mendambakan kehadiran buah hati namun keinginan itu belum juga terwujudkan.

Desa itu cukup sepi, hanya ada suara burung hantu yang setiap kali menemani keheningan malam. Tidak ada suara tangis dan tawa bayi. Tak ada canda lagi yang tercipta. Pernikahan tanpa keturunan itu membuat Wardhana jenuh dengan kesehariannya. Hingga di suatu malam, Wardhana bermimpi, dalam mimpi itu ia melangkah jauh dari desa kediamannya. Tiba di suatu tempat, ia melihat ada cahaya putih yang memanggilnya. Wardhana pun mendekati cahaya itu, betapa terkejutnya Wardhana setelah melihat bahwa di balik cahaya terang itu ada seorang gadis cantik yang sedang mandi dengan riang di bawah air terjun nan biru.

Menurut Wardhana, mimpi itu adalah mimpi indah. Saat ia terbangun di pagi hari, senyum pun terlukis di bibir tipisnya. Wajah cantik gadis yang hadir pada malamnya itu masih tergambar dengan jelas. Wardhana pun memutuskan untuk pergi dan mencari keberadaan air terjun itu guna memastikan apakah mimpinya adalah hal yang nyata.

Sundari pun mencoba menghalangi langkah suaminya, ia merasa bahwa suaminya telah berubah dan menjadi sosok yang lain. Namun sayang, Wardhana tetap pada keputusannya, ia justru mencaci istrinya karena tidak bisa memberikan keturunan untuknya. Dalam pilu dan tangis yang terisak-isak, Sundari menjatuhkan tubuhnya di atas tanah, ia terpaksa harus merelakan suaminya yang entah hendak pergi ke mana.

Berpuluh-puluh malam Sundari menanti lelaki yang sangat ia cintai itu, berpuluh-puluh malam pula Wardhana tak kembali. Ia masih bertahan dalam pencariannya untuk air terjun itu. Malam itu, cuaca tak seperti sebelumnya,